BinDawood Group butuh ribuan TKI formal
A
A
A
Sindonews.com - Salah seorang pengusaha Arab Saudi Abdul Razzaq D. Bindawood tengah membutuhkan tenaga kerja Indonesia (TKI) untuk bekerja di perusahaannya di Arab Saudi. Dia adalah pemilik perusahaan BinDawood Group yang bergerak di bidang jaringan ritel, supermarket, hotel, pabrik¸ property dan sektor lainnya.
“Lowongan kerja TKI Formal di Arab Saudi ternyata sangat besar. Sebagai contoh, perusahaan BinDawood ini sangat membutuhkan sekitar 3.000 tenaga kerja untuk bekerja di bidang ritel. Antara lain sebagai kasir, pramuniaga, sopir dan pekerja gudang,” kata Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja (Binapenta) Kemenakertrans Reyna Usman di kantor Kemenakertrans, Jakarta, Selasa (21/2/2012).
Reyna mengungkapkan, sebagai bukti keseriusan, Abdul Razzaq D Bindawood, pemilik perusahaan BinDawood Group datang langsung ke Indonesia untuk mencari TKI formal yang siap bekerja di bidang retail.
“Pengusaha Bindawood datang langsung ke Indonesia untuk mencari calon TKI. Sebagai permulaan, sedikitnya 150 orang yang telah berhasil mengikuti seleksi di Pesantren Az-Zahra, Jepara, Jawa Tengah," terang Reyna.
Selain daerah Jawa Tengah, kata Reyna, rekrutment calon TKI formal ke Arab Saudi akan dilaksanakan di berbagai daerah lain seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan daerah lainnya di Indonesia.
“Untuk sistem rekrutment, pihak Kemenakertrans memberdayakan dinas-dinas Tenaga Kerja di tingkat Provinsi, Kab/kota untuk bersikap pro aktif, agar tidak ada lagi perekrutan secara langsung di kampung-kampung oleh calo-calo TKI yang sangat rentan dengan masalah," jelasnya.
Namun, lanjutnya untuk bisa bekerja ke Arab Saudi sebagai TKI formal memang tidak mudah. Calon TKI diwajibkan mahir berbahasa Arab serta memiliki keterampilan kerja khusus sesuai dengan bidang pekerjaannya masing-masing.
“Selain memiliki dokumen yang lengkap, kemampuan bahasa Arab dan kompetensi kerja memang menjadi syarat utama sebagai TKI formal. Ini sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan-perusahaan besar di Arab Suadi," tegas Reyna.
Reyna mengatakan, peluang kerja sebagai TKI formal ini harus segera ditindaklanjuti dan informasinya harus segera disebarluaskan kepada masyarakat dan calon TKI agar mereka benar-benar mempersiapkan diri dan melengkapi dokumen kerja yang dibutuhkan.
“Dalam penempatan TKI formal ada prosedur-prosedur yang harus disepakati bersama antara pemerintah Indonesia dan Arab Saudi serta perusahaan swasta. Hal ini harus dilakukan agar tidak mempersulit rekrutmen tanpa mengganggu aspek perlindungan TKI,“ pungkasnya.
“Lowongan kerja TKI Formal di Arab Saudi ternyata sangat besar. Sebagai contoh, perusahaan BinDawood ini sangat membutuhkan sekitar 3.000 tenaga kerja untuk bekerja di bidang ritel. Antara lain sebagai kasir, pramuniaga, sopir dan pekerja gudang,” kata Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja (Binapenta) Kemenakertrans Reyna Usman di kantor Kemenakertrans, Jakarta, Selasa (21/2/2012).
Reyna mengungkapkan, sebagai bukti keseriusan, Abdul Razzaq D Bindawood, pemilik perusahaan BinDawood Group datang langsung ke Indonesia untuk mencari TKI formal yang siap bekerja di bidang retail.
“Pengusaha Bindawood datang langsung ke Indonesia untuk mencari calon TKI. Sebagai permulaan, sedikitnya 150 orang yang telah berhasil mengikuti seleksi di Pesantren Az-Zahra, Jepara, Jawa Tengah," terang Reyna.
Selain daerah Jawa Tengah, kata Reyna, rekrutment calon TKI formal ke Arab Saudi akan dilaksanakan di berbagai daerah lain seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan daerah lainnya di Indonesia.
“Untuk sistem rekrutment, pihak Kemenakertrans memberdayakan dinas-dinas Tenaga Kerja di tingkat Provinsi, Kab/kota untuk bersikap pro aktif, agar tidak ada lagi perekrutan secara langsung di kampung-kampung oleh calo-calo TKI yang sangat rentan dengan masalah," jelasnya.
Namun, lanjutnya untuk bisa bekerja ke Arab Saudi sebagai TKI formal memang tidak mudah. Calon TKI diwajibkan mahir berbahasa Arab serta memiliki keterampilan kerja khusus sesuai dengan bidang pekerjaannya masing-masing.
“Selain memiliki dokumen yang lengkap, kemampuan bahasa Arab dan kompetensi kerja memang menjadi syarat utama sebagai TKI formal. Ini sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan-perusahaan besar di Arab Suadi," tegas Reyna.
Reyna mengatakan, peluang kerja sebagai TKI formal ini harus segera ditindaklanjuti dan informasinya harus segera disebarluaskan kepada masyarakat dan calon TKI agar mereka benar-benar mempersiapkan diri dan melengkapi dokumen kerja yang dibutuhkan.
“Dalam penempatan TKI formal ada prosedur-prosedur yang harus disepakati bersama antara pemerintah Indonesia dan Arab Saudi serta perusahaan swasta. Hal ini harus dilakukan agar tidak mempersulit rekrutmen tanpa mengganggu aspek perlindungan TKI,“ pungkasnya.
()