Investasi skala besar terkendala pasokan gas
A
A
A
Sindonews.com – Investasi berskala besar di dalam negeri saat ini masih terkendala masalah pasokan gas.Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, masalah pasokan gas menjadi salah satu kekhawatiran para investor.
Dia mencontohkan, salah satu investasi besar adalah pabrik yang dibangun oleh produsen ban asal Korea Selatan yakni PT Hankook Tire Co Ltd di Cikarang.Hankook akan menanamkan modal di Indonesia sekitar USD1,1 miliar hingga 2018 mendatang.
“Ada beberapa kebutuhan industri besar yang sampai sekarang belum ada keputusannya. Misalnya,gas untuk pabrik, lalu investor-investor besar seperti Hankook yang dulu dengan BKPM disetujui suplai gasnya tapi belum direalisasikan. Ini akan memberikan problem baru kalau itu tidak terselesaikan. Apapun, kita harus cari,” kataHidayat diJakarta kemarin.
Dia menjelaskan,solusi masalah pasokan gas di dalam negeri tidak harus menunggu infrastruktur untuk mendistribusikan gas dibangun. Dia menambahkan, pihaknya akan bertemu dengan Menteri ESDM Jero Wacik untuk membicarakan masalah pasokan gas industri nasional.
“Sudah 10 hari ini,masih menunggu waktunya. Saya tahu masalah klasiknya menunggu infrastruktur, tapi saya ingin menyikapinya lebih detail.Saya ada laporan yang spesifik di provinsi mana saja yang industriindustri kita masih kekurangan (pasokan gas),”tandasnya.
Sekjen Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) Achmad Widjaja pernah mengatakan, tahun ini industri hanya dapat pasokan gas sebesar 1.422 MMSCFD.Padahal, total kebutuhan gas industri, baik pipanisasi maupun ad hoc, sebesar 2.300 MMSCFD. Dia mengaku kecewa karena pemerintahtidakmemprioritaskan kebutuhan gas bagi industri nasional.
“Kami kecewa karena dalam rapat koordinasi yang dipimpin menko,pemerintah tidak memprioritaskan kebutuhan industri malah menambah pasokan gasnya untuk PLN,” kata Achmad.
Dia mencontohkan, salah satu investasi besar adalah pabrik yang dibangun oleh produsen ban asal Korea Selatan yakni PT Hankook Tire Co Ltd di Cikarang.Hankook akan menanamkan modal di Indonesia sekitar USD1,1 miliar hingga 2018 mendatang.
“Ada beberapa kebutuhan industri besar yang sampai sekarang belum ada keputusannya. Misalnya,gas untuk pabrik, lalu investor-investor besar seperti Hankook yang dulu dengan BKPM disetujui suplai gasnya tapi belum direalisasikan. Ini akan memberikan problem baru kalau itu tidak terselesaikan. Apapun, kita harus cari,” kataHidayat diJakarta kemarin.
Dia menjelaskan,solusi masalah pasokan gas di dalam negeri tidak harus menunggu infrastruktur untuk mendistribusikan gas dibangun. Dia menambahkan, pihaknya akan bertemu dengan Menteri ESDM Jero Wacik untuk membicarakan masalah pasokan gas industri nasional.
“Sudah 10 hari ini,masih menunggu waktunya. Saya tahu masalah klasiknya menunggu infrastruktur, tapi saya ingin menyikapinya lebih detail.Saya ada laporan yang spesifik di provinsi mana saja yang industriindustri kita masih kekurangan (pasokan gas),”tandasnya.
Sekjen Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) Achmad Widjaja pernah mengatakan, tahun ini industri hanya dapat pasokan gas sebesar 1.422 MMSCFD.Padahal, total kebutuhan gas industri, baik pipanisasi maupun ad hoc, sebesar 2.300 MMSCFD. Dia mengaku kecewa karena pemerintahtidakmemprioritaskan kebutuhan gas bagi industri nasional.
“Kami kecewa karena dalam rapat koordinasi yang dipimpin menko,pemerintah tidak memprioritaskan kebutuhan industri malah menambah pasokan gasnya untuk PLN,” kata Achmad.
()