Ingin mulus tapi anggaran minus
A
A
A
Sindonews.com - Infrastruktur jalan merupakan faktor penting dalam mendukung perekonomian masyarakat. Kondisi jalan rusak menjadi tantangan berat bagi daerah perbatasan, seperti dialami wilayah Kabupaten Ciamis.
Akibatnya, tidak sedikit masyarakat mengambil cara instan melakukan aksi protes mulai dari menanam pohon di jalan, menutup akses jalan, memancing di kubangan sampai mengerahkan massa. Sementara di sisi lain, pemerintah mengaku kebingungan mengalokasikan infrastruktur jalan dalam kondisi anggaran terbatas akibat membengkaknya belanja aparatur, yang sangat dirasakan mengganggu pembangunan infrastruktur.
Data sebelumnya, kerusakan jalan di wilayah Kabupaten Ciamis tercatat 548,18 kilometer (km) dari ruas total mencapai 772,3 km. Kerusakan sebanyak itu, terdiri dari 186,93 km jalan rusak berat, rusak sedang 135,38 km, dan 225,87 km lainnya rusak ringan. Angka tersebut setiap tahun terus bertambah, sementara alokasi anggaran yang tersedia semakin berkurang. Akibatnya, kerusakan jalan juga semakin mengkhawatirkan. Pada 2011, Ciamis hanya mampu mengalokasikan anggaran untuk jalan Rp6 miliar dari APBD, karena harus membayar defisit anggaran sekitar Rp86 miliar.
Beruntung, alokasi perbaikan jalan juga dikucurkan dari APBD provinsi, sekalipun nilainya masih di bawah harapan. Paling tidak, pada tahun yang sama ada sekitar 13 persen jalan di Kabupaten Ciamis yang bisa diperbaiki. Perbaikan yang terus dilakukan setiap tahun ternyata belum menunjukkan hasil, angka kerusakan jalan tetap saja bertambah karena percepatan alokasi anggaran untuk perbaikan dan percepatan kerusakan jalan tidak seimbang.
Jika sebelumnya kerusakan jalan dengan kategori rusak berat hanya tercatat 186,93 km, pada 2012 ini bertambah menjadi 371,06 km, penambahan itu terjadi akibat bergesernya dari kategori jalan rusak sedang dan ringan menjadi jalan rusak berat, dengan selisih penambahan jalan rusak dalam waktu satu tahun mencapai 184,13 km. Melihat realita itu, Bupati Ciamis Engkon Komara mengakui, pihaknya kelimpungan melakukan perbaikan dan pembangunan infrastruktur khususnya di bidang jalan.
Menurut Engkon, upaya yang sudah dilakukan untuk menarik anggaran dari pusat ke daerah sudah dilakukan mati-matian. ”Terus terang, semua punya tujuan sama ingin membangun Ciamis, tapi mau bagaimana lagi,kondisi anggaran di daerah sangat terbatas.Kami juga sudah jungkir balik mengucurkan anggaran dari pusat ke daerah,”tandasnya. Engkon menyebutkan, Ciamis pernah mendapatkan alokasi terbesar se-Indonesia dari pusat. Namun, kondisi itu kembali berbalik bersamaan banyaknya bencana alam yang terjadi di Ciamis.
Engkon menambahkan, dengan terlunasinya utang ke pusat,diharapkan alokasi infrastruktur untuk 2012 kembali normal. ”Sampai saat ini kami masih berupaya,semua jalan yang kondisinya rusak sudah dilakukan perhitungan teknis. Harapan kami, semuanya bisa diperbaiki,”jelas Engkon.
Kepala Dinas Bina Marga Kabupaten Ciamis Deden Wahidin, melalui Kepala Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga Ciamis Taufik Gumilar menyebutkan, bertambahnya jumlah jalan rusak berat di Ciamis juga berimbas pada kondisi jalan yang semula sudah diperbaiki.
”Sekalipun ada jalan yang sudah diperbaiki,jalan lain yang sudah bagus juga kembali rusak.Saat ini,jalan yang kondisinya masih bagus hanya tercatat 234,20 km, dibanding tahun sebelumnya semakin sedikit yakni 224,11 km,” tandas Taufik.
Akibatnya, tidak sedikit masyarakat mengambil cara instan melakukan aksi protes mulai dari menanam pohon di jalan, menutup akses jalan, memancing di kubangan sampai mengerahkan massa. Sementara di sisi lain, pemerintah mengaku kebingungan mengalokasikan infrastruktur jalan dalam kondisi anggaran terbatas akibat membengkaknya belanja aparatur, yang sangat dirasakan mengganggu pembangunan infrastruktur.
Data sebelumnya, kerusakan jalan di wilayah Kabupaten Ciamis tercatat 548,18 kilometer (km) dari ruas total mencapai 772,3 km. Kerusakan sebanyak itu, terdiri dari 186,93 km jalan rusak berat, rusak sedang 135,38 km, dan 225,87 km lainnya rusak ringan. Angka tersebut setiap tahun terus bertambah, sementara alokasi anggaran yang tersedia semakin berkurang. Akibatnya, kerusakan jalan juga semakin mengkhawatirkan. Pada 2011, Ciamis hanya mampu mengalokasikan anggaran untuk jalan Rp6 miliar dari APBD, karena harus membayar defisit anggaran sekitar Rp86 miliar.
Beruntung, alokasi perbaikan jalan juga dikucurkan dari APBD provinsi, sekalipun nilainya masih di bawah harapan. Paling tidak, pada tahun yang sama ada sekitar 13 persen jalan di Kabupaten Ciamis yang bisa diperbaiki. Perbaikan yang terus dilakukan setiap tahun ternyata belum menunjukkan hasil, angka kerusakan jalan tetap saja bertambah karena percepatan alokasi anggaran untuk perbaikan dan percepatan kerusakan jalan tidak seimbang.
Jika sebelumnya kerusakan jalan dengan kategori rusak berat hanya tercatat 186,93 km, pada 2012 ini bertambah menjadi 371,06 km, penambahan itu terjadi akibat bergesernya dari kategori jalan rusak sedang dan ringan menjadi jalan rusak berat, dengan selisih penambahan jalan rusak dalam waktu satu tahun mencapai 184,13 km. Melihat realita itu, Bupati Ciamis Engkon Komara mengakui, pihaknya kelimpungan melakukan perbaikan dan pembangunan infrastruktur khususnya di bidang jalan.
Menurut Engkon, upaya yang sudah dilakukan untuk menarik anggaran dari pusat ke daerah sudah dilakukan mati-matian. ”Terus terang, semua punya tujuan sama ingin membangun Ciamis, tapi mau bagaimana lagi,kondisi anggaran di daerah sangat terbatas.Kami juga sudah jungkir balik mengucurkan anggaran dari pusat ke daerah,”tandasnya. Engkon menyebutkan, Ciamis pernah mendapatkan alokasi terbesar se-Indonesia dari pusat. Namun, kondisi itu kembali berbalik bersamaan banyaknya bencana alam yang terjadi di Ciamis.
Engkon menambahkan, dengan terlunasinya utang ke pusat,diharapkan alokasi infrastruktur untuk 2012 kembali normal. ”Sampai saat ini kami masih berupaya,semua jalan yang kondisinya rusak sudah dilakukan perhitungan teknis. Harapan kami, semuanya bisa diperbaiki,”jelas Engkon.
Kepala Dinas Bina Marga Kabupaten Ciamis Deden Wahidin, melalui Kepala Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga Ciamis Taufik Gumilar menyebutkan, bertambahnya jumlah jalan rusak berat di Ciamis juga berimbas pada kondisi jalan yang semula sudah diperbaiki.
”Sekalipun ada jalan yang sudah diperbaiki,jalan lain yang sudah bagus juga kembali rusak.Saat ini,jalan yang kondisinya masih bagus hanya tercatat 234,20 km, dibanding tahun sebelumnya semakin sedikit yakni 224,11 km,” tandas Taufik.
()