BNI Makassar intens sosialisasi FLPP
A
A
A
Sindonews.com - BNI Region Makassar intens menyosialisasikan program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) murah melalui Fasilitas Likuiditas Pembangunan Perumahan (FLPP) yang digagas Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera).
“Walau kami merasa program ini sulit berjalan dengan patokan harga Rp70 juta di kawasan Indonesia timur, tetapi kami tetap mengimbau kepada masyarakat agar mengambil program tersebut. Kami akan berupaya mencari developer yang menyediakan rumah murah,” ujar CEO BNI Region Makassar Shadiq Akasya.
Sejak menerapkan program FLPP,BNI Region Makassar baru menyalurkan 35 unit rumah seharga Rp70 juta di Kota Ambon. Sementara di Sulsel belum ada yang berjalan. “Yang sedang on process ada di Kabupaten Gowa dan Sidrap. Khusus di Sidrap ada 100 unit, tetapi harga belum disepakati,” kata dia.
Jika BRI menargetkan transaksi KPR melalui program FLPP sebesar Rp350 miliar sepanjang tahun ini, BNI hanya mematok target transaksi Rp100 miliar. Hal ini diakui Shadiq, karena ketersediaan rumah sangat terbatas dengan harga Rp70 juta.
“Sambil sosialisasi, kami juga masih menunggu keputusan perubahan harga dari pemerintah,” kata dia. Sementara itu, guna mengembangkan bisnisnya ke depan, BNI mengoptimalkan tenaga-tenaga lokal yang berada di Indonesia bagian timur. Hal pertama yang dilakukan BNI dengan merekrut mahasiswa dari universitas negeri untuk mengabdi pada bank tersebut.
“Dengan merekrut tenaga lokal,selain menguasai daerah itu sendiri, juga memiliki keunggulan. Karena akan dididik agar mampu bersaing,” ujar Shadiq Akasya yang saat ditemui sedang melakukan penandatangan kontrak 16 mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.
Menurut Shadiq, BNI tahun ini menyediakan dana CSR (corporate social responsibility) jauh lebih besar dari tahun sebelumnya. Karena tidak memiliki batasan, sehingga berapapun nantinya yang dibutuhkan akan digunakan. Salah satu cara penyaluran CSR BNI dalam bentuk pendidikan.
“Mahasiswa yang mendapat beasiswa,saat lulus akan diberi kesempatan untuk bekerja di BNI dengan penempatan seluruh Indonesia.Walau kami berharap mereka juga bisa kembali ke daerah asal. Kami ingin tenaga-tenaga lokal yang berkompeten bisa diberdayakan dengan baik,” katanya. (ank)
“Walau kami merasa program ini sulit berjalan dengan patokan harga Rp70 juta di kawasan Indonesia timur, tetapi kami tetap mengimbau kepada masyarakat agar mengambil program tersebut. Kami akan berupaya mencari developer yang menyediakan rumah murah,” ujar CEO BNI Region Makassar Shadiq Akasya.
Sejak menerapkan program FLPP,BNI Region Makassar baru menyalurkan 35 unit rumah seharga Rp70 juta di Kota Ambon. Sementara di Sulsel belum ada yang berjalan. “Yang sedang on process ada di Kabupaten Gowa dan Sidrap. Khusus di Sidrap ada 100 unit, tetapi harga belum disepakati,” kata dia.
Jika BRI menargetkan transaksi KPR melalui program FLPP sebesar Rp350 miliar sepanjang tahun ini, BNI hanya mematok target transaksi Rp100 miliar. Hal ini diakui Shadiq, karena ketersediaan rumah sangat terbatas dengan harga Rp70 juta.
“Sambil sosialisasi, kami juga masih menunggu keputusan perubahan harga dari pemerintah,” kata dia. Sementara itu, guna mengembangkan bisnisnya ke depan, BNI mengoptimalkan tenaga-tenaga lokal yang berada di Indonesia bagian timur. Hal pertama yang dilakukan BNI dengan merekrut mahasiswa dari universitas negeri untuk mengabdi pada bank tersebut.
“Dengan merekrut tenaga lokal,selain menguasai daerah itu sendiri, juga memiliki keunggulan. Karena akan dididik agar mampu bersaing,” ujar Shadiq Akasya yang saat ditemui sedang melakukan penandatangan kontrak 16 mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.
Menurut Shadiq, BNI tahun ini menyediakan dana CSR (corporate social responsibility) jauh lebih besar dari tahun sebelumnya. Karena tidak memiliki batasan, sehingga berapapun nantinya yang dibutuhkan akan digunakan. Salah satu cara penyaluran CSR BNI dalam bentuk pendidikan.
“Mahasiswa yang mendapat beasiswa,saat lulus akan diberi kesempatan untuk bekerja di BNI dengan penempatan seluruh Indonesia.Walau kami berharap mereka juga bisa kembali ke daerah asal. Kami ingin tenaga-tenaga lokal yang berkompeten bisa diberdayakan dengan baik,” katanya. (ank)
()