Pengusaha Australia kepincut Mangga Pasuruan
A
A
A
Sindonews.com - Kalangan pengusaha Australia mengungkapkan tertarik akan manisnya mangga clone 21 asal Kabupaten Pasuruan, serta berminat menindaklanjutinya dengan melakukan kerjasama langsung dengan petani untuk pengolahan mangga induk dari mangga arum manis (gadung 143).
"Kami dari perusahaan besar di Australia ingin ketemu langsung dengan petani. Kami ingin menjalin kerjasama yang bisa memberikan nilai tambah mangga," kata juru bicara rombongan perwakilan pengusaha dari Australia, Martin Newbery saat melakukan kunjungan lapangan ke kebun mangga di Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Rembang, Selasa (22/5/2012).
Dia menambahkan Kkunjungan yang dipimpin Kym Hewett, Senior Trade Comissioner Australia Embassy dan berjumlah 40 ini dalam rangka menjajaki kerjasama di bidang pertanian dan hortikultura. Menurutnya kedatangan para pengusaha besar Australia ke Jatim ini untuk melihat secara langsung potensi budidaya pertanian dan hortikultura. Mereka ingin mendengar langsung potensi budidaya ini dari para petani pengelola.
Martin Newbery, mengungkapkan kerjasama ini bukan dalam bentuk ekspor mangga segar. Namun lebih ditekankan pada proses pengolahan mangga menjadi produk olahan. Mangga segar yang selama ini dijual dengan seharga USD2, jika melalui proses pengolahan akan memiliki nilai tambah menjadi USD15.
"Potensi kerjasama ini bisa jadi dengan penanaman investasi, pendirian pabrik pengolahan mangga. Kesempatan ini juga diberikan kepada petani untuk turut serta dalam kepemilikan saham. Sehingga kedua pihak sama-sama memperoleh keuntungan," tandas Martin Newbery.
Slamet Yakub, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tani Makmur Santosa menyatakan, mangga clone 21 merupakan mangga unggulan Kabupaten Pasuruan yang berbeda dengan mangga pada umumnya. Para petani yang telah membudidayakan sejak tahun 1997 ini, sudah menerapkan pola pertanian dengan tehnis yang lebih baik.
"Kami menggunakan tehnis memacu pertumbuhan bunga sebelum tiba musimnya. Sehingga pohon mangga ini bisa dipanen lebih awal," katanya.
Menurut Slamet Yakub, pada musim panen setiap pohon mangga rata-rata menghasilkan 40-80 kg. Sementara harga jual mangga yang dikirim ke pasar-pasar modern di Surabaya dan Jakarta mencapai Rp20 ribu/kg.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Pasuruan, Ihwan, budidaya mangga clone 21 tersebar dilahan seluas 408 hektar, yang dikelola lima gapoktan. Para petani ini sudah melakukan kerjasama dengan pengusaha dan distributor mangga dengan pemasaran ke pasar modern. "Tantangan yang dihadapi petani adalah bagaimana membuahkan mangga diluar musimnya," kata Ihwan. (ank)
"Kami dari perusahaan besar di Australia ingin ketemu langsung dengan petani. Kami ingin menjalin kerjasama yang bisa memberikan nilai tambah mangga," kata juru bicara rombongan perwakilan pengusaha dari Australia, Martin Newbery saat melakukan kunjungan lapangan ke kebun mangga di Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Rembang, Selasa (22/5/2012).
Dia menambahkan Kkunjungan yang dipimpin Kym Hewett, Senior Trade Comissioner Australia Embassy dan berjumlah 40 ini dalam rangka menjajaki kerjasama di bidang pertanian dan hortikultura. Menurutnya kedatangan para pengusaha besar Australia ke Jatim ini untuk melihat secara langsung potensi budidaya pertanian dan hortikultura. Mereka ingin mendengar langsung potensi budidaya ini dari para petani pengelola.
Martin Newbery, mengungkapkan kerjasama ini bukan dalam bentuk ekspor mangga segar. Namun lebih ditekankan pada proses pengolahan mangga menjadi produk olahan. Mangga segar yang selama ini dijual dengan seharga USD2, jika melalui proses pengolahan akan memiliki nilai tambah menjadi USD15.
"Potensi kerjasama ini bisa jadi dengan penanaman investasi, pendirian pabrik pengolahan mangga. Kesempatan ini juga diberikan kepada petani untuk turut serta dalam kepemilikan saham. Sehingga kedua pihak sama-sama memperoleh keuntungan," tandas Martin Newbery.
Slamet Yakub, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tani Makmur Santosa menyatakan, mangga clone 21 merupakan mangga unggulan Kabupaten Pasuruan yang berbeda dengan mangga pada umumnya. Para petani yang telah membudidayakan sejak tahun 1997 ini, sudah menerapkan pola pertanian dengan tehnis yang lebih baik.
"Kami menggunakan tehnis memacu pertumbuhan bunga sebelum tiba musimnya. Sehingga pohon mangga ini bisa dipanen lebih awal," katanya.
Menurut Slamet Yakub, pada musim panen setiap pohon mangga rata-rata menghasilkan 40-80 kg. Sementara harga jual mangga yang dikirim ke pasar-pasar modern di Surabaya dan Jakarta mencapai Rp20 ribu/kg.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Pasuruan, Ihwan, budidaya mangga clone 21 tersebar dilahan seluas 408 hektar, yang dikelola lima gapoktan. Para petani ini sudah melakukan kerjasama dengan pengusaha dan distributor mangga dengan pemasaran ke pasar modern. "Tantangan yang dihadapi petani adalah bagaimana membuahkan mangga diluar musimnya," kata Ihwan. (ank)
()