PLN dapat jatah gas tangguh
A
A
A
Sindonews.com - British Petroleum (BP) Indonesia selaku pengelola Tangguh di Papua Barat akan mengalokasikan gas sebanyak 230 juta kaki kubik per hari atau setara dengan 1,7 juta ton per gas alam cair (LNG) ke PT PLN (Persero) mulai 2013.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik mengungkapkan bahwa akan ada penandatangan pasokan gas antara BP Indonesia dan PLN yang akan dilakukan pada Kamis 24 Mei 2012. "Jadi, besok (Kamis) akan ditandatangani kontraknya," ujar Jero saat ditemui wartawan di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (23/5/2012).
Menurut Wacik, alokasi gas tersebut akan digunakan untuk pembangkit listrik PLN di Bintuni, Papua dan sebagian lagi akan digunakan untuk Floating Storage Regasification Unit (FSRU) atau terminal penampungan terapung di Jawa Barat maupun Lampung.
Dia juga menjelaskan terkait dengan pengembangan Train 3 lapangan LNG Tangguh menurutnya BP sudah menyatakan kesiapannya mendanai proyek "train" 3 sebesar USD11 miliar. Kontrak ekspor LNG Tangguh ke Sempra yang berjumlah 60 kargo LNG atau setara dengan 3,6 juta ton per tahun.
Sesuai kontrak, Indonesia bisa mengalihkan 50 persennya atau 1,8 juta ton per tahun ke pembeli lain dengen membayar "fee" tertentu. Namun, karena saat ini, Amerika Serikat mengalami kelebihan pasokan gas menyusul melimpahnya produksi "shale gas", volume pengalihan pada 2012 direncanakan 54 kargo atau setara dengan 3,24 juta ton. Dari 54 kargo eks Sempra itu, sebanyak 46 kargo dialihkan ke Korea Selatan dan delapan pasar lainnya lewat pasar.
Sementara itu Dirjen Migas Kementerian ESDM, Evita Legowo mengatakan, gas Tangguh dari Sempra merupakan sementara, sebelum nantinya dipasok kilang (train) ketiga Tangguh yang direncanakan beroperasi 2018. "Train tiga Tangguh saat ini masih dalam proses," ujarnya di kesempatan yang sama. (ank)
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik mengungkapkan bahwa akan ada penandatangan pasokan gas antara BP Indonesia dan PLN yang akan dilakukan pada Kamis 24 Mei 2012. "Jadi, besok (Kamis) akan ditandatangani kontraknya," ujar Jero saat ditemui wartawan di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (23/5/2012).
Menurut Wacik, alokasi gas tersebut akan digunakan untuk pembangkit listrik PLN di Bintuni, Papua dan sebagian lagi akan digunakan untuk Floating Storage Regasification Unit (FSRU) atau terminal penampungan terapung di Jawa Barat maupun Lampung.
Dia juga menjelaskan terkait dengan pengembangan Train 3 lapangan LNG Tangguh menurutnya BP sudah menyatakan kesiapannya mendanai proyek "train" 3 sebesar USD11 miliar. Kontrak ekspor LNG Tangguh ke Sempra yang berjumlah 60 kargo LNG atau setara dengan 3,6 juta ton per tahun.
Sesuai kontrak, Indonesia bisa mengalihkan 50 persennya atau 1,8 juta ton per tahun ke pembeli lain dengen membayar "fee" tertentu. Namun, karena saat ini, Amerika Serikat mengalami kelebihan pasokan gas menyusul melimpahnya produksi "shale gas", volume pengalihan pada 2012 direncanakan 54 kargo atau setara dengan 3,24 juta ton. Dari 54 kargo eks Sempra itu, sebanyak 46 kargo dialihkan ke Korea Selatan dan delapan pasar lainnya lewat pasar.
Sementara itu Dirjen Migas Kementerian ESDM, Evita Legowo mengatakan, gas Tangguh dari Sempra merupakan sementara, sebelum nantinya dipasok kilang (train) ketiga Tangguh yang direncanakan beroperasi 2018. "Train tiga Tangguh saat ini masih dalam proses," ujarnya di kesempatan yang sama. (ank)
()