SBY: ASEAN Community tak harus seperti Uni Eropa
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membahas ASEAN Community dalam kuliahnya berjudul Perkembangan Geopolitik di Asia Pasifik Abad 21 dan Pengaruhnya Terhadap Indonesia, di Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD), Bandung, Jumat (29/6/2012).
SBY menyebutkan, ASEAN Community yang mulai berlaku pada 2015 akan mensinergikan antar 10 anggota negara ASEAN. Sinergi terjadi di bidang politik, ekonomi dan sosio-budaya.
"Kita akan menjadi single community. Lebih terstruktur dan terintegrasi. Memang tidak seperti Euro. Tidak harus seperti Uni Eropa, biarkan seperti ASEAN saja," ungkapnya.
Menurutnya, ASEAN Community tidak mudah jika menjadi union. Dalam union seperti Eropa, diperlukan pengambilan keputusan bersama. Sehingga memerlukan praktek politik yang tidak mudah.
"Kemarin saya ketemu sahabat saya Angela Markel (Kanselir Jerman), poliiknya berat. Kita (ASEAN Community) tidak harus seperti itu. Yang penting ada posisi bersama untuk hadapi tantangan," tuturnya.
ASEAN harus saling kerja sama dengan negara-negara di kawasan Asia. Kata SBY, dalam kerja sama ini ASEAN harus memegang kemudi. "Pendakanannya dengan ASEAN way, dengan karakter Asia," katanya.
SBY juga menyinggung pertumbuhan ekonomi di Asia yang makin menguat dalam kurun 15 tahun terakhir. Ketika negara di Eropa dan AS terpukul krisis, ternyata negara di Asia relatif memiliki ketahanan menahan krisis.
Lanjut dia, krisis pada 2008-2009 di negara-negara Asia relatif rendah. Tiongkok, India, dan Indonesia termasuk negara yang pertumbuhan ekonominya meningkat.
"Artinya ekonomi Asia tumbuh makin kuat. Asia tidak lagi terpecah secara ideologi. Tidak mungkin ada 10 negara Asean jika terpecah. Konon abad ini kebangkitan Asia Pasifik," katanya.
Hal itu didukung dengan makin baiknya hubungan antar negara maju di kawasan Asia semakin baik, seperti Tiongkok, India dan Jepang baik.
SBY menyebutkan, ASEAN Community yang mulai berlaku pada 2015 akan mensinergikan antar 10 anggota negara ASEAN. Sinergi terjadi di bidang politik, ekonomi dan sosio-budaya.
"Kita akan menjadi single community. Lebih terstruktur dan terintegrasi. Memang tidak seperti Euro. Tidak harus seperti Uni Eropa, biarkan seperti ASEAN saja," ungkapnya.
Menurutnya, ASEAN Community tidak mudah jika menjadi union. Dalam union seperti Eropa, diperlukan pengambilan keputusan bersama. Sehingga memerlukan praktek politik yang tidak mudah.
"Kemarin saya ketemu sahabat saya Angela Markel (Kanselir Jerman), poliiknya berat. Kita (ASEAN Community) tidak harus seperti itu. Yang penting ada posisi bersama untuk hadapi tantangan," tuturnya.
ASEAN harus saling kerja sama dengan negara-negara di kawasan Asia. Kata SBY, dalam kerja sama ini ASEAN harus memegang kemudi. "Pendakanannya dengan ASEAN way, dengan karakter Asia," katanya.
SBY juga menyinggung pertumbuhan ekonomi di Asia yang makin menguat dalam kurun 15 tahun terakhir. Ketika negara di Eropa dan AS terpukul krisis, ternyata negara di Asia relatif memiliki ketahanan menahan krisis.
Lanjut dia, krisis pada 2008-2009 di negara-negara Asia relatif rendah. Tiongkok, India, dan Indonesia termasuk negara yang pertumbuhan ekonominya meningkat.
"Artinya ekonomi Asia tumbuh makin kuat. Asia tidak lagi terpecah secara ideologi. Tidak mungkin ada 10 negara Asean jika terpecah. Konon abad ini kebangkitan Asia Pasifik," katanya.
Hal itu didukung dengan makin baiknya hubungan antar negara maju di kawasan Asia semakin baik, seperti Tiongkok, India dan Jepang baik.
(and)