Pembukaan IHSG menguat di level 4.068,57
Selasa, 17 Juli 2012 - 10:30 WIB

Pembukaan IHSG menguat di level 4.068,57
A
A
A
Sindonews.com - Pembukaan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini menunjukkan sinyal positif, IHSG, pada awal perdagangan Senin (17/7/2012) menguat 21,1 poin atau 0,52 persen menjadi 4.068,57. Sedangkan LQ45 naik 5,6 poin atau 0,8 persen ke 697.
Pergerakan saham didominasi sektor perkebunan naik 17,16 poin atau 0,7 persen, sektor tambang naik 18,14 poin atau 0,8 persen dan sektor keuangan naik 2,8 poin atau 0,6 persen.
Begitu juga dengan pasar Asia, hari ini juga menguat. Tercatat bursa Nikkei naik 43,54 poin atau 0,5 persen ke 8.767,66, Hang Seng naik 273,06 poin atau 1,43 persen ke 19.394,4, dan Straits Times naik 20,87 poin atau 0,7 persen ke 3.019,62.
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp192 miliar dengan volume sebanyak 135,1 juta lembar saham. Sebanyak 77 saham bergerak menguat, 25 saham melemah, dan 74 saham stagnan.
Saham yang menguat hari ini (top gainers), di antaranya PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) naik Rp600 ke Rp37.850, dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) naik Rp300 ke Rp18.700, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik Rp700 ke Rp60.100.
Sedangkan saham yang tercatat melemah (top losers), di antaranya PT Pabrik Kerta Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) turun Rp50 ke Rp2.750, PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM) turun Rp100 ke Rp6 ribu, dan PT Central Omega Resources Tbk (DKTF) turun Rp80 ke Rp1.680
MNC Securities dalam risetnya menjelaskan, sinyal minor profit taking diperkirakan akan berlanjut atas IHSG Selasa menyusul kejatuhan Dow 0,39 persen setelah IMF men-downgrade pertumbuhan ekonomi dunia pada 2012 dan 2013.
Dow Jones di awal perdagangannya dilanda profit taking setelah IMF dalam laporan tengah tahunnya memotong perkiraan pertumbuhan ekonomi global 2013 menjadi 3,9 persen dari sebelumnya 4,1 persen.
Serta memperingatkan outlook bisa lebih memburuk jika pengambil keputusan di Eropa tidak cukup memaksa dan lambat dalam penanganan krisis utang di zona tersebut serta IMF memperingatkan kapasitas produksi di beberapa negara emerging market (China, India, dan Brasil) bisa lebih memburuk dibandingkan apa yang telah diperkirakan sebelumnya.
Pergerakan saham didominasi sektor perkebunan naik 17,16 poin atau 0,7 persen, sektor tambang naik 18,14 poin atau 0,8 persen dan sektor keuangan naik 2,8 poin atau 0,6 persen.
Begitu juga dengan pasar Asia, hari ini juga menguat. Tercatat bursa Nikkei naik 43,54 poin atau 0,5 persen ke 8.767,66, Hang Seng naik 273,06 poin atau 1,43 persen ke 19.394,4, dan Straits Times naik 20,87 poin atau 0,7 persen ke 3.019,62.
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp192 miliar dengan volume sebanyak 135,1 juta lembar saham. Sebanyak 77 saham bergerak menguat, 25 saham melemah, dan 74 saham stagnan.
Saham yang menguat hari ini (top gainers), di antaranya PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) naik Rp600 ke Rp37.850, dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) naik Rp300 ke Rp18.700, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik Rp700 ke Rp60.100.
Sedangkan saham yang tercatat melemah (top losers), di antaranya PT Pabrik Kerta Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) turun Rp50 ke Rp2.750, PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM) turun Rp100 ke Rp6 ribu, dan PT Central Omega Resources Tbk (DKTF) turun Rp80 ke Rp1.680
MNC Securities dalam risetnya menjelaskan, sinyal minor profit taking diperkirakan akan berlanjut atas IHSG Selasa menyusul kejatuhan Dow 0,39 persen setelah IMF men-downgrade pertumbuhan ekonomi dunia pada 2012 dan 2013.
Dow Jones di awal perdagangannya dilanda profit taking setelah IMF dalam laporan tengah tahunnya memotong perkiraan pertumbuhan ekonomi global 2013 menjadi 3,9 persen dari sebelumnya 4,1 persen.
Serta memperingatkan outlook bisa lebih memburuk jika pengambil keputusan di Eropa tidak cukup memaksa dan lambat dalam penanganan krisis utang di zona tersebut serta IMF memperingatkan kapasitas produksi di beberapa negara emerging market (China, India, dan Brasil) bisa lebih memburuk dibandingkan apa yang telah diperkirakan sebelumnya.
(gpr)