Kedelai langka, Pemprov Jatim pasrah

Kamis, 26 Juli 2012 - 10:17 WIB
Kedelai langka, Pemprov Jatim pasrah
Kedelai langka, Pemprov Jatim pasrah
A A A
Sindonews.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur hanya bisa pasrah menyikapi kelangkaan kedelai. Pasalnya, untuk komoditas yang satu ini, Jawa Timur masih masih tergantung dengan komoditas impor.

Data yang dihimpun, produksi kedelai Jatim mencapai 368 ribu ton per tahun. Sedangkan kebutuhan kedelai mencapai 420 ribu ton per tahun. Dari jumlah tersebut masih kekurangan sekitar 60 ribu ton per tahun.

"Untuk menutupi kekurangan tersebut memang dilakukan impor," kata Asisten II Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) Jawa Timur Hadi Prasetyo, Kamis (26/7/2012).

Menurutnya, saat ini memang sedang terjadi kelangkaan atas komoditas tersebut baik nasional dan Jawa Timur. Makanya, tak heran hingga harga kedelai melejit.

Pemprov Jatim tidak berbuat apa-apa menyikapi fenomena kedelai. Karena memang komuditas tersebut tidak ada. "Ya kita tidak bisa berbuat apa-apa selain mengubah pola konsumsi kedelei dalam kehidupan sehari-hari. Pemerintah pusat harus segera membuka kran impor kedelai ini," paparnya.

Kedelai sendiri bukan tanaman asli Indonesia. Komuditas ini adalah tanaman Sub Tropis dan ditanam setelah tanaman Padi. Untuk memenuhi kebutuhan kedelai, Indonesia lebih banyak mengandalkan dari sejumlah negara pengimpor. Persoalannya saat ini, lanjutnya, sejumlah negara itu sedang dilanda masalah.

Seperti Amerika sedang dilanda kekeringan yang parah, kemudian China dan Thailand yang sedang dilanda banjir.

"Jadi memang kurang impornya. Sehingga memang ada kekurangan barang makanya harganya melejit sekitar Rp7.500 lebih per kilo," ujarnya.

Kemudian animo petani untuk komoditas ini menurun. Terbukti, lahan kedelai kian menyusut. Tahun 2011 lahan kedelai di Jawa Timur mencapai 252 ribu hektar. Namun pada tahun 2012 menyusut menjadi 218 ribu hektar. "Saat ini kalau disuruh milih, petani lebih suka menanam padi daripada kedelai. Harganya sama namun risiko hama untuk tanaman kedelai cukup tinggi," tukasnya.
(and)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5958 seconds (0.1#10.140)