Pemerintah beri tugas ahli minyak Indonesia
Selasa, 04 Desember 2012 - 12:47 WIB

Pemerintah beri tugas ahli minyak Indonesia
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa meninggalkan tugas untuk para ahli teknik perminyakan di Indonesia. Hal ini disampaikannya pada pembukaan Simposium Nasional dan Kongres Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI).
"Sekarang boleh dong saya kasih tugas pada IATMI. Pertama adalah persoalan investasi," ujarnya saat menghadiri pembukaan SIMNASKONG IATMI XII-2012, di Gren Melia, Jakarta, Selasa (4/12/2012).
Sisi investasi, menurutnya adalah poin penting dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Apalagi untuk sektor energi yang dimungkinkan akan terus berkembang.
Kedua, adalah persoalan pasca pembubaran Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas). Kehadiran instansi ini sebelumnya menurut Hatta adalah untuk mempercepat proses birokrasi. Karena tanpa BP Migas, untuk penandatanganan saja hampir enam kali Menteri ESDM Jero Wacik akan direpotkan.
"Jadi Menurut pikiran seorang profesional seperti apa baiknya. Jangan saya sebagai pemerintah katakan seperti apa baiknya. Berikan ide. Kalau insentif apa? Kalau tender apa supaya percepat? Mumpung pemerintah sekarang sedang merumuskan pasca BP migas dibubarkan," papar Hatta.
Kemudian yang terakhir adalah terkait Asean Economic Community (AEC) yang akan dimulai 2015. Hatta menyatakan, Indonesia akan menjadi production based untuk pasar Asia. Dapat dilihat dari peningkatan investasi di sisi manufaktur yang terus berkelanjutan.
"Seiring dengan itu dapat dipastikan kita butuhkan energi yang banyak. Nah itu yang dipikirkan, energi dari mana? Itu bagaimana dan nantinya seperti apa? Berikan kepada saya dan saya akan temukan nanti kita semua dalam forum besar untuk menyelesaikan ini," pungkasnya.
"Sekarang boleh dong saya kasih tugas pada IATMI. Pertama adalah persoalan investasi," ujarnya saat menghadiri pembukaan SIMNASKONG IATMI XII-2012, di Gren Melia, Jakarta, Selasa (4/12/2012).
Sisi investasi, menurutnya adalah poin penting dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Apalagi untuk sektor energi yang dimungkinkan akan terus berkembang.
Kedua, adalah persoalan pasca pembubaran Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas). Kehadiran instansi ini sebelumnya menurut Hatta adalah untuk mempercepat proses birokrasi. Karena tanpa BP Migas, untuk penandatanganan saja hampir enam kali Menteri ESDM Jero Wacik akan direpotkan.
"Jadi Menurut pikiran seorang profesional seperti apa baiknya. Jangan saya sebagai pemerintah katakan seperti apa baiknya. Berikan ide. Kalau insentif apa? Kalau tender apa supaya percepat? Mumpung pemerintah sekarang sedang merumuskan pasca BP migas dibubarkan," papar Hatta.
Kemudian yang terakhir adalah terkait Asean Economic Community (AEC) yang akan dimulai 2015. Hatta menyatakan, Indonesia akan menjadi production based untuk pasar Asia. Dapat dilihat dari peningkatan investasi di sisi manufaktur yang terus berkelanjutan.
"Seiring dengan itu dapat dipastikan kita butuhkan energi yang banyak. Nah itu yang dipikirkan, energi dari mana? Itu bagaimana dan nantinya seperti apa? Berikan kepada saya dan saya akan temukan nanti kita semua dalam forum besar untuk menyelesaikan ini," pungkasnya.
(gpr)