Pasar konstruksi nasional diperkirakan meningkat 25%
A
A
A
Sindonews.com – Badan Pelaksana Konstruksi (BP Konstruksi) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) memperkirakan pasar konstruksi nasional hingga akhir tahun ini akan mencapai Rp390 triliun atau meningkat 15-25 persen dibandingkan tahun lalu yaitu sebesar Rp310 triliun.
Kepala BP Konstruksi Kementerian PU Bambang Goeritno mengatakan, sarana infrastruktur sektor transportasi diprediksi lebih tumbuh dibandingkan sektor lainnya. Menurutnya, pertumbuhan pasar konstruksi nasional didorong oleh adanya program Masterplan Percepatan Pembangunan dan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Dia menambahkan, realisasi penyerapan pasar konstruksi nasional pada tahun lalu sebesar Rp310 triliun dengan kontributor terbesar dari sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) senilai Rp94 triliun. Selanjutnya disusul oleh penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kementerian PU sebesar Rp56 triliun, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp36 triliun dan penyerapan APBN non-PU Rp33 triliun.
“Posisi berikutnya adalah penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) senilai Rp33 triliun, Penanaman Modal Asing sebesar Rp30 triliun, dana gabungan antara pemerintah dan swasta mencapai Rp26 triliun, serta dana Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Rp370 miliar,” kata Bambang Goeritno dalam jumpa persnya di Kantor Kementerian PU, Jumat (4/1/2013).
Adapun proyeksi realisasi penyerapan pasar konstruksi nasional tahun 2013 mencapai Rp390 triliun. Rinciannya adalah belanja konstruksi Badan Usaha Milik Negara mencapai Rp84 triliun, APBN Kementerian PU Rp81 triliun, dana gabungan antaran pemerintah dan swasta Rp80 triliun, dan penanaman modal dalam negeri Rp36 triliun, serta APBD Rp36 triliun.
“Selanjutnya, adalah APBN non-PU mencapai Rp33 triliun, penanaman modal asing Rp30 triliun, dan diikuti BUMD Rp6 triliun,” imbuhnya.
Kepala BP Konstruksi Kementerian PU Bambang Goeritno mengatakan, sarana infrastruktur sektor transportasi diprediksi lebih tumbuh dibandingkan sektor lainnya. Menurutnya, pertumbuhan pasar konstruksi nasional didorong oleh adanya program Masterplan Percepatan Pembangunan dan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Dia menambahkan, realisasi penyerapan pasar konstruksi nasional pada tahun lalu sebesar Rp310 triliun dengan kontributor terbesar dari sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) senilai Rp94 triliun. Selanjutnya disusul oleh penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kementerian PU sebesar Rp56 triliun, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp36 triliun dan penyerapan APBN non-PU Rp33 triliun.
“Posisi berikutnya adalah penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) senilai Rp33 triliun, Penanaman Modal Asing sebesar Rp30 triliun, dana gabungan antara pemerintah dan swasta mencapai Rp26 triliun, serta dana Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Rp370 miliar,” kata Bambang Goeritno dalam jumpa persnya di Kantor Kementerian PU, Jumat (4/1/2013).
Adapun proyeksi realisasi penyerapan pasar konstruksi nasional tahun 2013 mencapai Rp390 triliun. Rinciannya adalah belanja konstruksi Badan Usaha Milik Negara mencapai Rp84 triliun, APBN Kementerian PU Rp81 triliun, dana gabungan antaran pemerintah dan swasta Rp80 triliun, dan penanaman modal dalam negeri Rp36 triliun, serta APBD Rp36 triliun.
“Selanjutnya, adalah APBN non-PU mencapai Rp33 triliun, penanaman modal asing Rp30 triliun, dan diikuti BUMD Rp6 triliun,” imbuhnya.
(gpr)