Pengusaha sawit incar pasar biodisel
A
A
A
Sindonews.com - Krisis Eropa yang berkepanjangan hingga menurunkan permintaan CPO (Crude Palm Oil/minyak sawit) membuat Gabungan Pengusaha Kelapa sawit Indonesia (GAPKI) mengalihkan pandangannya kepada pasar CPO dalam negeri, terutama biodisel.
Guna meningkatkan permintaan biodiesel di dalam negeri, GAPKI meminta pemerintah mendorong konversi energi dengan peningkatan penggunaan biodiesel.
"Kalau pemerintah bisa mendorong program energi nasional, diharapkan bisa meningkatkan konsumsi biodiesel. Ini akan mengurangi beban ekspor kita yang masih menghadapi krisis di beberapa negara," kata Sekretaris Jenderal GAPKI, Joko Supriono dalam konferensi pers di Kantor GAPKI, Jakarta, Selasa (8/1/2013).
Akibat krisis Eropa, ekspor CPO Indonesia kehilangan pangsa pasar cukup signifikan, sehingga pasar dalam negeri harus diperbesar. "Eropa masih krisis. Dikhawatirkan produksi kita yang akan naik tahun depan tidak terserap. Kita harus mengantisipasi agar digunakan di dalam negeri," ujar Joko.
Menurut perhitungannya, pasar biodiesel dalam negeri yang belum tergarap sebesar 3 juta ton. Jika potensi ini dimaksimalkan, ketergantungan permintaan dari luar negeri bisa dikurangi.
"Kebutuhan biodiesel kita 4,5 juta ton, baru diproduksi 1,5 juta ton. Masih ada potensi 3 juta ton. Kalau itu bisa dipenuhi, akan mengurangi ketergantungan pada ekspor," kata Joko.
Guna meningkatkan permintaan biodiesel di dalam negeri, GAPKI meminta pemerintah mendorong konversi energi dengan peningkatan penggunaan biodiesel.
"Kalau pemerintah bisa mendorong program energi nasional, diharapkan bisa meningkatkan konsumsi biodiesel. Ini akan mengurangi beban ekspor kita yang masih menghadapi krisis di beberapa negara," kata Sekretaris Jenderal GAPKI, Joko Supriono dalam konferensi pers di Kantor GAPKI, Jakarta, Selasa (8/1/2013).
Akibat krisis Eropa, ekspor CPO Indonesia kehilangan pangsa pasar cukup signifikan, sehingga pasar dalam negeri harus diperbesar. "Eropa masih krisis. Dikhawatirkan produksi kita yang akan naik tahun depan tidak terserap. Kita harus mengantisipasi agar digunakan di dalam negeri," ujar Joko.
Menurut perhitungannya, pasar biodiesel dalam negeri yang belum tergarap sebesar 3 juta ton. Jika potensi ini dimaksimalkan, ketergantungan permintaan dari luar negeri bisa dikurangi.
"Kebutuhan biodiesel kita 4,5 juta ton, baru diproduksi 1,5 juta ton. Masih ada potensi 3 juta ton. Kalau itu bisa dipenuhi, akan mengurangi ketergantungan pada ekspor," kata Joko.
(dmd)