Pembangunan apartemen di Depok akan jenuh
A
A
A
Sindonews.com - Dampak positif pembangunan tol Cinere - Jagorawi (Cijago) membuat banyak investor melirik Depok sebagai tempat menanamkan modal dalam pembangunan apartemen. Namun, kondisi tersebut diprediksi akan membuat pembangunan apartemen di sana menemui titik jenuh.
Hal itu disampaikan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Depok, Wing Iskandar. Dia mengatakan, banyaknya pembangunan apartemen oleh pengusaha kelas atas menimbulkan efek negatif bagi investasi.
"Nantinya konsumen akan berpikir untuk apa beli apartemen, kalau mau beli di Depok tetap macet juga. Paling mahasiswa yang menyewa apartemen. Sehingga kalau banyak apartemen akan ada titik jenuh," ujar Wing kepada wartawan, Kamis (10/1/2013).
Wing, yang juga memiliki usaha properti menilai, selama ini pemerintah kota hanya ingin menarik uang dari perizinan, yaitu retribusi dan pajak Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
"Kalau keinginan pemerintah kota mengembangkan konsep rumah vertikal, untuk pengusaha kecil dan menengah belum mampu. Nilai investasinya berat sekali," kata Wing.
Dia menuturkan, selama ini apartemen dibeli konsumen yang memiliki banyak uang. Namun biasanya dimanfaatkan hanya untuk investasi dan disewakan kembali.
"Daya tampung untuk konsumen masih agak lamban. Yang membeli hanya orang berduit. Biasanya juga dikontrakan untuk mahasiswa," ujarnya.
Hal itu disampaikan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Depok, Wing Iskandar. Dia mengatakan, banyaknya pembangunan apartemen oleh pengusaha kelas atas menimbulkan efek negatif bagi investasi.
"Nantinya konsumen akan berpikir untuk apa beli apartemen, kalau mau beli di Depok tetap macet juga. Paling mahasiswa yang menyewa apartemen. Sehingga kalau banyak apartemen akan ada titik jenuh," ujar Wing kepada wartawan, Kamis (10/1/2013).
Wing, yang juga memiliki usaha properti menilai, selama ini pemerintah kota hanya ingin menarik uang dari perizinan, yaitu retribusi dan pajak Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
"Kalau keinginan pemerintah kota mengembangkan konsep rumah vertikal, untuk pengusaha kecil dan menengah belum mampu. Nilai investasinya berat sekali," kata Wing.
Dia menuturkan, selama ini apartemen dibeli konsumen yang memiliki banyak uang. Namun biasanya dimanfaatkan hanya untuk investasi dan disewakan kembali.
"Daya tampung untuk konsumen masih agak lamban. Yang membeli hanya orang berduit. Biasanya juga dikontrakan untuk mahasiswa," ujarnya.
(dmd)