Tembakau lokal terancam impor
A
A
A
Sindonews.com - Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) menilai, implementasi PP No. 109/2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan menyebabkan produk tembakau impor membanjir.
Ketua APTI, Nurtantio Wisnu Brata mengatakan, tembakau impor bisa memenuhi standardisasi ketimbang tembakau lokal. "Tembakau lokal akan tertekan oleh tembakau impor," ujar Wisnu dalam keterangan tertulisnya kepada Sindonews, Minggu (13/1/2013).
Menurut Wisnu, setiap tahun impor tembakau selalu melonjak. Tercatat, pada 2003 volume impor tembakau hanya 23.000 ton dan pada 2011 naik menjadi 91.000 ton. "Pada 2012 impor tembakau menembus 100.000 ton dan dikhawatirkan tahun ini sebanyak 120.000 ton," ungkapnya.
Pihaknya merasa yakin, tembakau impor berpotensi memukul harga tembakau di kalangan petani lokal. Wisnu mencontohkan, pada 2012 ketika impor tembakau cenderung meningkat, harga tembakau terkoreksi.
"Pada 2012 harga tembakau turun 20-35 persen dibandingkan 2011. Sedangkan produksi tembakau selama 2012 naik 9,68 persen year on year menjadi 170 ribu ton," ujar Wisnu.
Ketua APTI, Nurtantio Wisnu Brata mengatakan, tembakau impor bisa memenuhi standardisasi ketimbang tembakau lokal. "Tembakau lokal akan tertekan oleh tembakau impor," ujar Wisnu dalam keterangan tertulisnya kepada Sindonews, Minggu (13/1/2013).
Menurut Wisnu, setiap tahun impor tembakau selalu melonjak. Tercatat, pada 2003 volume impor tembakau hanya 23.000 ton dan pada 2011 naik menjadi 91.000 ton. "Pada 2012 impor tembakau menembus 100.000 ton dan dikhawatirkan tahun ini sebanyak 120.000 ton," ungkapnya.
Pihaknya merasa yakin, tembakau impor berpotensi memukul harga tembakau di kalangan petani lokal. Wisnu mencontohkan, pada 2012 ketika impor tembakau cenderung meningkat, harga tembakau terkoreksi.
"Pada 2012 harga tembakau turun 20-35 persen dibandingkan 2011. Sedangkan produksi tembakau selama 2012 naik 9,68 persen year on year menjadi 170 ribu ton," ujar Wisnu.
(dmd)