Banjir, pembudidaya ikan Kulonprogo rugi ratusan juta
A
A
A
Sindonews.com - Banjir besar yang melanda beberapa kecamatan di Kulonprogo, DI Yogyakarta, pekan lalu, menyebabkan kerugian ratusan juta rupiah bagi pembudidaya ikan.
“Kerugian pembudidaya karena ikan mereka hanyut terbawa arus banjir. Jenisnya ada ikan lele dan gurami, dengan umur bervariasi dari bibit sampai siap panen dan konsumsi. Total kerugian mencapai Rp295,43 juta,” kata Eko Purwanto, Kabid Perikanan Budidaya, Dinas Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kulonprogo, Senin (21/1/2013).
Eko mengatakan, berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan kerugian di kecamatan Lendah mencapai Rp155,43 juta, Wates Rp81,5 juta, dan Panjatan Rp58,5 juta. Kerugian itu dialami sembilan kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) di tujuh desa di tiga kecamatan.
Menurutnya, angka kerugian masih mungkin bertambah karena kerugian dalam skala kecil belum terakumulasi. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY atau ke BNPB melalui BPBD untuk melihat kemungkinan bantuan bencana.
Dia menyarankan, pembudidaya ikan sebaiknya melengkapi kolamnya dengan paranet. Sehingga, jika banjir besar kembali terulang ikan yang hanyut tersapu air dapat diminimalisir.
“Langkah antisipsai selalu lebih baik. Jadi, kami mengimbau agar pembudidaya ikan memasang paranet,” pungkas Eko.
“Kerugian pembudidaya karena ikan mereka hanyut terbawa arus banjir. Jenisnya ada ikan lele dan gurami, dengan umur bervariasi dari bibit sampai siap panen dan konsumsi. Total kerugian mencapai Rp295,43 juta,” kata Eko Purwanto, Kabid Perikanan Budidaya, Dinas Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kulonprogo, Senin (21/1/2013).
Eko mengatakan, berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan kerugian di kecamatan Lendah mencapai Rp155,43 juta, Wates Rp81,5 juta, dan Panjatan Rp58,5 juta. Kerugian itu dialami sembilan kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) di tujuh desa di tiga kecamatan.
Menurutnya, angka kerugian masih mungkin bertambah karena kerugian dalam skala kecil belum terakumulasi. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY atau ke BNPB melalui BPBD untuk melihat kemungkinan bantuan bencana.
Dia menyarankan, pembudidaya ikan sebaiknya melengkapi kolamnya dengan paranet. Sehingga, jika banjir besar kembali terulang ikan yang hanyut tersapu air dapat diminimalisir.
“Langkah antisipsai selalu lebih baik. Jadi, kami mengimbau agar pembudidaya ikan memasang paranet,” pungkas Eko.
(izz)