Industri rajut terpukul banjir Jakarta
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Koperasi Perajin Rajut Binong Jati (KORBI), Dedi Ruhiat mengemukakan, selama ini pasar utama produk rajut di wilayahnya adalah pasar Tanah Abang, Jakarta. Walhasil, saat banjir melanda Ibu Kota omzet mereka menurun tajam.
Menurut Dedi, pemasan produk rajut Binong Jati ke Tanah Abang mencapai 75% dari total produksi. Sisanya, dipasarkan ke beberapa daerah, seperti Pasar Turi Surabaya, Medan, Palembang, dan lainnya.
Dia menjelaskan, faktor insfrastruktur dan cuaca menyebabkan berbagai persoalan. Seperti bencana banjir yang melanda Jakarta. Bencana tersebut menyebabkan distribusi produk rajut ke Tanah Abang ikut tersendat.
“Banjir menyebabkan perajin rajut rugi. Produk yang telah kami bikin tidak bisa didistribusikan. Akibatnya, modal yang telah kami investasikan terhenti diproduksi,” kata Dedi di Bandung, Senin (21/1/2013).
Ketergantungan penjualan ke kawasan Tanah Abang, menyebabkan pengusaha rajut tidak bisa berkembang. Apabila pesanan ramai, maka perajin kebanjiran order. Sebaliknya, jika sepi mereka libur beroperasi.
Menurut Dedi, pemasan produk rajut Binong Jati ke Tanah Abang mencapai 75% dari total produksi. Sisanya, dipasarkan ke beberapa daerah, seperti Pasar Turi Surabaya, Medan, Palembang, dan lainnya.
Dia menjelaskan, faktor insfrastruktur dan cuaca menyebabkan berbagai persoalan. Seperti bencana banjir yang melanda Jakarta. Bencana tersebut menyebabkan distribusi produk rajut ke Tanah Abang ikut tersendat.
“Banjir menyebabkan perajin rajut rugi. Produk yang telah kami bikin tidak bisa didistribusikan. Akibatnya, modal yang telah kami investasikan terhenti diproduksi,” kata Dedi di Bandung, Senin (21/1/2013).
Ketergantungan penjualan ke kawasan Tanah Abang, menyebabkan pengusaha rajut tidak bisa berkembang. Apabila pesanan ramai, maka perajin kebanjiran order. Sebaliknya, jika sepi mereka libur beroperasi.
(dmd)