IHSG akhir pekan diprediksi positif

Jum'at, 25 Januari 2013 - 08:02 WIB
IHSG akhir pekan diprediksi...
IHSG akhir pekan diprediksi positif
A A A
Sindonews.com - Setelah diselingi hari libur Kamis kemarin, indeks harga saham gabung (IHSG) pada hari terakhir perdagangan pekan ini siap bergerak positif.

"Pada perdagangan Jumat (25/1) diperkirakan IHSG akan berada pada support 4.378-4.400 dan resistance 4.425-4.452," terang Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, Jumat (25/1/2013).

Berpola long legged doji menjauhi upper bollinger bands (UBB). MACD mulai bergerak turun dengan histogram positif yang memendek. RSI, William's %R, dan Stochastic mendatar cenderung downreversal meninggalkan area overbought.

IHSG gagal membentuk pola three black crows dengan sempurna dimana pelemahan dapat di tahan. "Diharapkan dengan pola terakhir yang terbentuk, pelemahan benar-benar tertahan sehingga berpeluang kembali ke tren kenaikannya," simpul Reza.

Sedikit me-review perdagangan sebelumnya di mana tren penurunan sepanjang intraday perdagangan pada Rabu(23/1) tampaknya berhasil ditepis dengan penutupan yang menghijau.

Variatifnya bursa saham Asia karena apresiasi yen dan jelang libur serta antisipasinya penurunan yang bisa saja terjadi pada perdagangan Jumat (25/1) karena tetap digunakan sebagai hari kerja ditengah dua hari libur nasional dan akhir pekan sempat membuat pelaku pasar banyak melakukan aksi jual.

Padahal, di awal perdagangan sempat menguat setelah imbas positifnya bursa saham AS sebelumnya. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4.441,84 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4.390,13 (level terendahnya) jelang akhir sesi 2 dan akhirnya berhasil bertengger di level 4.418,73.

Volume perdagangan dan nilai total transaksi tercatat turun. Investor asing mencatatkan nett buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.

Pergerakan nilai tukar rupiah masih positif setelah nilai tukar mata uang Asia menguat yang dimotori yen karena keputusan BoJ sebelumnya.

Selain itu, laju USD juga tidak terlalu kuat seiring adanya voting dari Partai Republik di Kongres AS yang menyepakati untuk meneruskan kapasitas loan pemerintah AS (debt ceiling) hingga 19 Mei’13 sehingga akan memberikan waktu bagi kongres untuk meraih kesepakatan yang diharapkan bisa mengkombinasikan pemangkasan belanja dan kenaikan pajak atau bisa juga masih bisa menjual obligasinya.

Tetapi, apresiasi Rupiah tertahan seiring sentimen negatif dari pidato Presiden ECB, Mario Draghi, yang menyampaikan, meski periode terburuk dari krisis utang Zona Euro sudah berakhir, prospek kawasan Eropa masih cukup suram dan kabar negatif setelah inflasi Australia ternyata lebih kecil dari ekspektasi.

Bursa saham Asia pada (23/1) variatif setelah merespon pemangkasan perkiraan pertumbuhan ekonomi global oleh IMF dan kenaikan Yen namun, bursa saham China masih positif mengantisipasi rilis indeks manufaktur pada (24/1).

Pada (24/1), bursa saham Asia cenderung melemah seiring dengan aksi Korea Utara yang menguji coba rudal nuklirnya. Padahal rilis data manufaktur China lebih tinggi dari sebelumnya dan nilai tukar Yen mengalami pelemahan.

Bursa saham Eropa pada (23/1) berakhir positif setelah merespon beberapa rilis kinerja emiten di atas estimasi dan voting yang diadakan oleh DPR AS untuk menghindari debt ceiling.

Pada (24/1) diperkirakan juga masih positif setelah rilis kenaikan data manufaktur China yang diikuti kenaikan data manufaktur di Jerman dan Eropa sehingga menghapus sentimen negatif dari penurunan kinerja Apple Inc.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0724 seconds (0.1#10.140)