Stok terbatas, petani garam heran harga kok murah
A
A
A
Sindonews.com - Aktivitas produksi petani garam sudah berhenti seiring datangnya musim penghujan. Secara logika jika stok di gudang terbatas, seharusnya harga komoditas naik. Namun, harga garam di pasaran justru anjlok.
Salah seorang petani garam asal Desa Surodadi, Kecamatan Kedung, Jepara, Sokib (42) mengungkapkan sejak November 2012, harga garam rakyat sudah rendah, yakni Rp250 per kilogram. Padahal, pada periode yang sama 2011, harga garam pernah mencapai Rp750 per kilogram.
"Ini yang membuat kita heran. Padahal biasanya usai panen dan masuk musim hujan harganya tinggi," kata Sokib di Jepara, Sabtu (2/2/2013).
Menanggapi itu, Anggota Komisi IV DPR RI, Abdul Wachid mengaku, pihaknya sudah melakukan pemantauan di sejumlah daerah yang merupakan sentra penghasil garam di Indonesia. Beberapa di antaranya, seperti Cirebon, Demak dan Jepara.
Hasilnya, ternyata harga garam rakyat di sana rendah. Padahal, saat ini, aktivitas produksi petani garam sudah berhenti seiring datangnya musim penghujan. Secara logika jika stok di gudang terbatas, maka akan berimbas pada naiknya komoditas.
"Tapi ternyata harganya justru rendah. Faktor penyebabnya apa masih kita telusuri," kata Wachid.
Salah seorang petani garam asal Desa Surodadi, Kecamatan Kedung, Jepara, Sokib (42) mengungkapkan sejak November 2012, harga garam rakyat sudah rendah, yakni Rp250 per kilogram. Padahal, pada periode yang sama 2011, harga garam pernah mencapai Rp750 per kilogram.
"Ini yang membuat kita heran. Padahal biasanya usai panen dan masuk musim hujan harganya tinggi," kata Sokib di Jepara, Sabtu (2/2/2013).
Menanggapi itu, Anggota Komisi IV DPR RI, Abdul Wachid mengaku, pihaknya sudah melakukan pemantauan di sejumlah daerah yang merupakan sentra penghasil garam di Indonesia. Beberapa di antaranya, seperti Cirebon, Demak dan Jepara.
Hasilnya, ternyata harga garam rakyat di sana rendah. Padahal, saat ini, aktivitas produksi petani garam sudah berhenti seiring datangnya musim penghujan. Secara logika jika stok di gudang terbatas, maka akan berimbas pada naiknya komoditas.
"Tapi ternyata harganya justru rendah. Faktor penyebabnya apa masih kita telusuri," kata Wachid.
(dmd)