Ini alasan perdagangan RI defisit dengan Swiss
A
A
A
Sindonews.com - Dalam lima tahun terakhir, neraca perdagangan Indonesia dengan Swiss selalu defisit bagi Indonesia. Apa penyebab sebenarnya?
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan, komoditi yang diimpor Indonesia dari Swiss merupakan produk-produk bernilai tambah tinggi yang membutuhkan teknologi canggih dalam pembuatannya.
"Kenapa kita selalu defisit dengan Swiss? Kita impor produk-produk teknologi, mesin, chemical product yang bernilai tambah sangat tinggi," jelas Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Gusmardi Bustami ditemui di Kemendag, Jakarta, Rabu (20/2/2013).
Adapun, Indonesia hanya menjual barang-barang yang nilai tambahnya sedikit seperti tekstil, kakao, dan perikanan. Hal inilah yang membuat neraca perdagangan Indonesia dan Swiss tidak seimbang. "Kita sebaliknya mengekspor tekstil, furniture, kakao, dan perikanan. Tentu ini belum bisa membalance perdagangan," ujarnya.
Sebagai catatan, defisit perdagangan Indonesia terhadap Swiss terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2011, nilai ekspor Indonesia ke Swiss hanya USD123,6 juta, padahal impor dari Swiss sebesar USD623,9 atau terjadi defisit USD500,2 juta.
Defisit perdagangan Indonesia dari Swiss berturut-turut dari 2008 hingga 2010 sebanyak USD141,1 juta, USD259,1 juta, dan USD293,7 juta.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan, komoditi yang diimpor Indonesia dari Swiss merupakan produk-produk bernilai tambah tinggi yang membutuhkan teknologi canggih dalam pembuatannya.
"Kenapa kita selalu defisit dengan Swiss? Kita impor produk-produk teknologi, mesin, chemical product yang bernilai tambah sangat tinggi," jelas Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Gusmardi Bustami ditemui di Kemendag, Jakarta, Rabu (20/2/2013).
Adapun, Indonesia hanya menjual barang-barang yang nilai tambahnya sedikit seperti tekstil, kakao, dan perikanan. Hal inilah yang membuat neraca perdagangan Indonesia dan Swiss tidak seimbang. "Kita sebaliknya mengekspor tekstil, furniture, kakao, dan perikanan. Tentu ini belum bisa membalance perdagangan," ujarnya.
Sebagai catatan, defisit perdagangan Indonesia terhadap Swiss terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2011, nilai ekspor Indonesia ke Swiss hanya USD123,6 juta, padahal impor dari Swiss sebesar USD623,9 atau terjadi defisit USD500,2 juta.
Defisit perdagangan Indonesia dari Swiss berturut-turut dari 2008 hingga 2010 sebanyak USD141,1 juta, USD259,1 juta, dan USD293,7 juta.
(izz)