Ini kriteria calon gubernur BI versi dirut BTN
A
A
A
Sindonews.com - Masa jabatan Gubernur Bank Indonesia (BI), Darmin Nasution akan berakhir pada 22 Mei 2013. Mengenai Gubernur BI periode yang akan datang, Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN), Maryono mengungkapkan beberapa kriteria yang diharapkan.
Pertama, Maryono berharap Gubernur BI yang baru memiliki pemahaman yang cukup dalam bidang moneter. "Pertama, mempunyai pengalaman di dalam mengelola moneter kita," kata Maryono usai konferensi pers pemaparan kinerja kuartal IV BTN di Kantornya, Jakarta, Rabu (27/2/2013).
Selain itu, dia juga ingin agar Gubernur BI periode 2013-2018 bisa membuat kebijakan yang saling mendukung di bidang moneter dan di bidang fiskal. "Orang ini (Gubernur BI baru) harus bisa menyesuaikan policy moneter dan fiskal," sambungnya.
Pada kesempatan yang sama, Maryono juga menyatakan dukungannya terhadap Menteri Keuangan, Agus Martowardojo yang telah resmi menjadi calon tunggal Gubernur BI. "Itu sebabnya memilih Pak Agus Marto itu sangat tepat," ujarnya.
Berbeda dengan Maryono, sebelumnya pengamat ekonomi Faisal Basri berpendapat, pencalonan Agus Martowardojo sebagai Gubernur Bank Indonesia kurang tepat. Agus dinilai Faisal, belum memiliki kapabilitas untuk memimpin BI karena pengetahuannya mengenai kebijakan moneter masih kurang. Pengetahuan dan pengalamannya dalam dunia perbankan tidak aplikatif untuk BI.
"Bank Indonesia itu bukan agregasi dari bank-bank yang ada. Jadi Bank Indonesia itu bukan Bank Mandiri, BNI, BRI digabung. Central bank itu punya logika yang berbeda butuh kemampuan yang berbeda," ujarnya, belum lama ini.
Pertama, Maryono berharap Gubernur BI yang baru memiliki pemahaman yang cukup dalam bidang moneter. "Pertama, mempunyai pengalaman di dalam mengelola moneter kita," kata Maryono usai konferensi pers pemaparan kinerja kuartal IV BTN di Kantornya, Jakarta, Rabu (27/2/2013).
Selain itu, dia juga ingin agar Gubernur BI periode 2013-2018 bisa membuat kebijakan yang saling mendukung di bidang moneter dan di bidang fiskal. "Orang ini (Gubernur BI baru) harus bisa menyesuaikan policy moneter dan fiskal," sambungnya.
Pada kesempatan yang sama, Maryono juga menyatakan dukungannya terhadap Menteri Keuangan, Agus Martowardojo yang telah resmi menjadi calon tunggal Gubernur BI. "Itu sebabnya memilih Pak Agus Marto itu sangat tepat," ujarnya.
Berbeda dengan Maryono, sebelumnya pengamat ekonomi Faisal Basri berpendapat, pencalonan Agus Martowardojo sebagai Gubernur Bank Indonesia kurang tepat. Agus dinilai Faisal, belum memiliki kapabilitas untuk memimpin BI karena pengetahuannya mengenai kebijakan moneter masih kurang. Pengetahuan dan pengalamannya dalam dunia perbankan tidak aplikatif untuk BI.
"Bank Indonesia itu bukan agregasi dari bank-bank yang ada. Jadi Bank Indonesia itu bukan Bank Mandiri, BNI, BRI digabung. Central bank itu punya logika yang berbeda butuh kemampuan yang berbeda," ujarnya, belum lama ini.
(izz)