Pertamina kerja sama JDA bangun PLTSa

Jum'at, 01 Maret 2013 - 15:37 WIB
Pertamina kerja sama JDA bangun PLTSa
Pertamina kerja sama JDA bangun PLTSa
A A A
Sindonews.com - Dalam rangka mendukung penyediaan sarana pengolahan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Bantargebang, PT Pertamina (Persero) melakukan kerja sama Joint Development Agreement (JDA) pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTS) dengan PT Godang Tua Jaya dan Solena Fuel Corp.

PT Godang Tua Jaya adalah perusahaan yang memiliki kontrak pengelolaan 2.000 ton sampah dengan Pemda DKI Jakarta. Sementara Solena Fuel Corp adalah provider penyedia teknologi pengelolaan sampah menjadi listrik.

Rangkaian kerja sama tersebut ditandai dengan ditekennya nota kerja sama ketiga pihak yang dilaksanakan di Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (1/3/2013).

Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan menerangkan, kerja sama tripartit ini diharapkan bisa menjadi langkah nyata mewujudkan cita-cita penyedia sumber energi baru terbarukan dan tak lagi bergantung pada sumber energi berbahan bakar fosil.

"Mengurangi ketergantungan pada energi fosil, implementasi energi baru terbarukan mengambil langkah pertama. Dengan kerja sama ini banyak manfaat, dimana fasilitas ini akan mengurangi gas buang dan sampah akan diubah menjadi energi," terang Karen.

Sementara Direktur PT Godang Tua Jaya, Rekson Sitorus mengungkapkan, kerja sama ini diharapkan mampu menyumbang ketersediaan listrik sebesar 138 megawatt (MW), di mana 120 MW akan dijual ke PLN. Sedangkan sisanya, sekitar 18 MW dikonsumsi sendiri untuk menyuplai kebutuhan listrik operasional.

Bila proyek ini berhasil, kata dia, maka akan menjadi kebanggaan bagi negara karena selain mengurangi sampah, juga bisa memberi manfaat berupa penyedian energi baru terbarukan.

"Waste to energy (pembangkit listrik tenaga sampah/PLTSa) sebagai bakti kita bagi bangsa dan negara. Dengan kerja sama ini diharapkan bisa menghasilkan 138 MW dari 2.000 ton sampah. Hasil ini akan menjadi kebanggaan Indonesia di tingkat internasional," kata Sitorus.

Proses pengelolaan sampah selama ini menghasilkan gas metan (ch4) adalah gas rumah kaca yang daya rusaknya 21 lebih besar dibanding gas CO 2 terhadap pemanasan globla. "Dengan kerja sama ini diharapkan bisa mengurangi emisi 20 persen sampai 2020. Jangan habiskan energi untuk sampah, tapi habiskan sampah untuk energim," tegas dia.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.0942 seconds (0.1#10.140)