Industri dalam negeri masih dianaktirikan

Selasa, 05 Maret 2013 - 17:39 WIB
Industri dalam negeri masih dianaktirikan
Industri dalam negeri masih dianaktirikan
A A A
Sindonews.com - Keberpihakan pemerintah terhadap industri dan produk-produk dalam negeri dinilai masih sangat minim. Bahkan, pemerintah lebih mementingkan industri dan produk luar negeri. Salah satu indikasi, yakni maraknya impor produk dari luar negeri yang membanjiri pasar dalam negeri.

Peneliti dari LIPI, Mohammad Sobari menilai pemerintah masih menganaktirikan industri nasional yang dimiliki bangsa ini. Sebab hingga kini masih banyak regulasi maupun kebijakan yang justru lebih mengutamakan kepentingan asing dibanding kepentingan bangsa sendiri.

“Ini yang membuat kita prihatin. Industri nasional belum bisa berjaya di negeri sendiri,” kata Sobari saat bersama sejumlah aktivis yang tergabung dalam Aliansi Bhineka Tunggal Ika (ANBTI) melakukan kunjungan ke Pura Group, Kudus, Selasa (5/3/2013).

Menurut budayawan kondang ini, ketidakberpihakan pemerintah terhadap industri nasional merata di berbagai sektor. Ia mencontohkan tentang kebijakan tentang industri garam. Secara geografis, Indonesia merupakan negara kelautan yang mestinya mampu memproduksi garam secara melimpah.

Namun, pada kenyataannya, industri garam tanah air diperlakukan sedemikian rupa, sementara keran impor garam justru dipermudah dan diperlebar.

”Para pejabat membiarkan keran impor garam dibuka lebar tentunya dengan imbalan dari para pengusaha importir. Padahal, akibat kebijakan tersebut, industri lokal akan semakin terpuruk,” jelasnya.

Kondisi yang sama juga terjadi pada sektor pertanian, agrobisnis maupun sektor lainnya. Kebijakan pemerintah sama sekali tidak didasarkan pada kepentingan produk-produk lokal.

Khusus untuk industri lokal, Sobari juga memberikan apresiasi secara khusus pada PT Pura Group, sebagai salah satu industri kertas terbesar di Asia Tenggara. Meski regulasi pemerintah saat ini terus menekan, namun PT Pura Group yang berdiri sejak 1908 ini masih tetap eksis dan bahkan tumbuh besar hingga seperti sekarang.

”Ini salah satu contoh bentuk kemandirian anak bangsa. Meski tidak mendapat dukungan yang penuh dari sisi kebijakan, namun PT Pura tetap mampu bertahan hingga menyerap tenaga kerja ribuan seperti ini," ucapnya.

Sementara, Sekjen ANBTI, Nis Safruddin mengungkapkan, kunjungan ke Pura Group dilakukan atas dasar keprihatinan terhadap belum berjayanya industri nasional di negeri sendiri.

Terkait persoalan tersebut, pihaknya pun mensosialisasikan pentingnya semangat untuk menegakkan martabat bangsa dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satunya lewat peningkatan produktifitas anak bangsa dalam berbagai bidang.

”Kemandirian dan martabat bangsa ini harus dikembalikan lagi. Untuk menyemangatinya, kita akan terus bergerak baik di lingkup industri skala kecil maupun besar,” tandasnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3755 seconds (0.1#10.140)