China desak AS transparan periksa investasi
A
A
A
Sindonews.com - China mendesak Amerika Serikat (AS) lebih transparan atas pemeriksaan keamanan pada investasi. Hal ini disampaikan, China yang menuduh beberapa legislator di negara maju mempertahankan "mentalitas perang dingin".
Menteri Perdagangan China, Chen Deming mengatakan, hanya satu dari beberapa perusahaan China yang mengusulkan berinvestasi di AS disetujui oleh Washington.
"Beberapa legislator di beberapa negara maju masih melihat investasi asing dari perusahaan China, khususnya BUMN dengan mentalitas perang dingin dan ideologi," kata Deming di sela-sela pertemuan Kongres Nasional Rakyat China, seperti dilansir Economic Times, Jumat (8/3/2013).
Dia menegaskan AS harus lebih transparan dalam pemeriksaan keamanan nasional. "Kami berharap pemeriksaan keamanan akan lebih terbuka dan transparan, serta lebih dapat diprediksi perusahaan," ujarnya.
Pada Oktober tahun lalu, komite kongres AS mengatakan, perusahaan telekomunikasi China Huawei dan ZTE harus dikeluarkan dari kontrak-kontrak pemerintah karena peralatan mereka bisa digunakan untuk memata-matai.
Bulan berikutnya, komisi AS meminta anggota parlemen mempertimbangkan aturan-aturan ketat pada investasi BUMN China yang memperingatkan mereka akan timbul masalah ekonomi dan risiko keamanan.
Namun baru-baru ini, AS menyetujui pengambilalihan Nexen, produsen minyak terbesar Kanada oleh BUMN China CNOOC dengan kesepakatan senilai USD15,1 miliar, merupakan investasi terbesar pertama 'Negeri Tirai Bambu'.
"Ini menunjukkan Amerika menilai situasi dan menyesuaikan kebijakan mereka, meskipun beberapa persetujuan tidak adil dan sedikit diskriminatif," tandas Deming.
Menteri Perdagangan China, Chen Deming mengatakan, hanya satu dari beberapa perusahaan China yang mengusulkan berinvestasi di AS disetujui oleh Washington.
"Beberapa legislator di beberapa negara maju masih melihat investasi asing dari perusahaan China, khususnya BUMN dengan mentalitas perang dingin dan ideologi," kata Deming di sela-sela pertemuan Kongres Nasional Rakyat China, seperti dilansir Economic Times, Jumat (8/3/2013).
Dia menegaskan AS harus lebih transparan dalam pemeriksaan keamanan nasional. "Kami berharap pemeriksaan keamanan akan lebih terbuka dan transparan, serta lebih dapat diprediksi perusahaan," ujarnya.
Pada Oktober tahun lalu, komite kongres AS mengatakan, perusahaan telekomunikasi China Huawei dan ZTE harus dikeluarkan dari kontrak-kontrak pemerintah karena peralatan mereka bisa digunakan untuk memata-matai.
Bulan berikutnya, komisi AS meminta anggota parlemen mempertimbangkan aturan-aturan ketat pada investasi BUMN China yang memperingatkan mereka akan timbul masalah ekonomi dan risiko keamanan.
Namun baru-baru ini, AS menyetujui pengambilalihan Nexen, produsen minyak terbesar Kanada oleh BUMN China CNOOC dengan kesepakatan senilai USD15,1 miliar, merupakan investasi terbesar pertama 'Negeri Tirai Bambu'.
"Ini menunjukkan Amerika menilai situasi dan menyesuaikan kebijakan mereka, meskipun beberapa persetujuan tidak adil dan sedikit diskriminatif," tandas Deming.
(dmd)