IHSG diprediksi bergerak variatif

Senin, 18 Maret 2013 - 08:14 WIB
IHSG diprediksi bergerak...
IHSG diprediksi bergerak variatif
A A A
Sindonews.com - Pada perdagangan hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan berada pada support 4.792-4.808 dan resistance 4.825-4.862.

Berpola menyerupai inverted hammer di atas middle bollinger bands (MBB). MACD masih cenderung turun dengan histogram positif yang turun. RSI, William's %R, dan stochastic masih melanjutkan downreversal meski terbatas.

"Setidaknya IHSG sudah berhasil bertengger di atas batas target support kami sebelumnya (4.749-4.765) meskipun gagal bertahan di range target resistance kami (4.845-4.857). IHSG akan mencoba bertahan menguat meski nantinya kemungkinan akan cenderung bergerak variatif," terang Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, Senin (18/3/2013).

Reza mengatakan, diharapkan masih ada tenaga pendorong sentimen, baik dari internal maupun eksternal untuk mempertahankan laju IHSG tidak kembali melemah.

Sejumlah sentimen dari luar, dikatakan Reza, akan banyak mempengaruhi pergerakan IHSG pada hari ini. Salah satunya adalah bursa saham Eropa yang berbalik negatif di tengah pertemuan dua hari Euro Summit.

"Pelaku pasar melihat sikap para pemimpin Eropa yang mulai melunak terhadap kebijakan anggaran nasional dalam menghadapi resesi di wilayah Eropa," kata Reza.

Para pemimpin Uni Eropa mendukung penilaian anggaranstruktural. Sementara Perancis, Spanyol dan Portugal membutuhkan waktu ekstra untuk menurunkan defisit. Di sisi lain, sentimen positif berasal dari kenaikan leading index Inggris, turunnya inflasi tahunan Eurozone, dan hasil lelang obligasi Spanyol tenor 15 tahun juga cukup positif dengan raihan dana sebesar 803 juta euro dan yield-nya turun ke 5,453 persen dari sebelumnya 5,893 persen.

Selain itu, bursa saham AS berbalik negatif setelah rilis penurunan consumer sentiment dan NY Empire State Manufacturing Index. Di sisi lain, CPI atau inflasi justru menunjukkan kenaikan. Meski industrial production juga mengalami kenaikan, namun tidak mampu membendung aksi jual yang terlalu besar.

"Sama halnya seperti IHSG, dimana DJIA mengambil jeda untuk tidak naik seterusnya dengan memanfaatkan berita negatif tersebut," tutur dia.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0844 seconds (0.1#10.140)