Petani bawang merah Kulonprogo panen lebih dini
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah petani bawang merah di Kabupaten Kulonprogo, DI Yogyakarta memilih panen lebih dini, menyusul naiknya komoditas di pasaran yang terdongkrak harga bawang putih.
“Ini kita panen lebih awal dari waktu panen normal,” jelas Sukisno, salah seorang petani di bulak SUkoreno, Sentolo, Kulonprogo, Senin (18/3/2013).
Untuk kondisi normal, tanaman bawang merah ini baru bisa dipanen ketika berusia minimal 60 hari. Namun para petani di wilayah ini, biasa memanen ketika berusia 70 hari. Itu dilakukan agar hasil tanaman lebih optimal dan bawang yang diperoleh kualitasnya lebih bagus.
Namun kali ini para petani memilih memanen ketika tanaman yang dikembangkan baru berusia 50 hari. Sebab tanaman ini banyak diminati pedagang bawang merah dari luar daerah. Saat ini, setiap kilogramnya laku Rp40.000/kg. Padahal dalam kondisi normal hanya laku Rp20.000/kg saja.
Demi mendapatkan untung yang lebih besar inilah, dia dan beberapa petani memilih memanen bawang lebih cepat. “Mumpung harganya masih bagus kita panen lebih cepat,” tuturnya.
Petani yang lain, Sugeng mengatakan untuk memaksimalkan tanaman ini dia memacu menggunakan pupuk organik. Ketika sudah berusia 40 hari, dia menambahkan pupuk organik dengan komposisi lebih banyak.
Cara ini efektif untuk memaksimalkan buah menjadi lebih cepat besar. Penambahan pupuk ini bisa memacu hingga 10 hari dari waktu panen normal.
Diakuinya, memanen lebih dini seperti saat ini jarang dilakukan. Kebetulan harga saat ini sedang bagus, dan dia bisa mendapatkan untung lebih. Justru kalau tidak panen lebih awal, dikhawatirkan harga akan turun. “Ini untuk mengejar harga bagus, kalau normal bisa harganya sudah turun,” tutur Sugeng.
“Ini kita panen lebih awal dari waktu panen normal,” jelas Sukisno, salah seorang petani di bulak SUkoreno, Sentolo, Kulonprogo, Senin (18/3/2013).
Untuk kondisi normal, tanaman bawang merah ini baru bisa dipanen ketika berusia minimal 60 hari. Namun para petani di wilayah ini, biasa memanen ketika berusia 70 hari. Itu dilakukan agar hasil tanaman lebih optimal dan bawang yang diperoleh kualitasnya lebih bagus.
Namun kali ini para petani memilih memanen ketika tanaman yang dikembangkan baru berusia 50 hari. Sebab tanaman ini banyak diminati pedagang bawang merah dari luar daerah. Saat ini, setiap kilogramnya laku Rp40.000/kg. Padahal dalam kondisi normal hanya laku Rp20.000/kg saja.
Demi mendapatkan untung yang lebih besar inilah, dia dan beberapa petani memilih memanen bawang lebih cepat. “Mumpung harganya masih bagus kita panen lebih cepat,” tuturnya.
Petani yang lain, Sugeng mengatakan untuk memaksimalkan tanaman ini dia memacu menggunakan pupuk organik. Ketika sudah berusia 40 hari, dia menambahkan pupuk organik dengan komposisi lebih banyak.
Cara ini efektif untuk memaksimalkan buah menjadi lebih cepat besar. Penambahan pupuk ini bisa memacu hingga 10 hari dari waktu panen normal.
Diakuinya, memanen lebih dini seperti saat ini jarang dilakukan. Kebetulan harga saat ini sedang bagus, dan dia bisa mendapatkan untung lebih. Justru kalau tidak panen lebih awal, dikhawatirkan harga akan turun. “Ini untuk mengejar harga bagus, kalau normal bisa harganya sudah turun,” tutur Sugeng.
(gpr)