Agus Marto siap jaga asas resiprokal
A
A
A
Sindonews.com - Terkait pengambilalihan PT Bank Danamon Indonesia Tbk oleh DBS Group, bank asal Singapura, Gubernur Bank Indonesia (BI) terpilih Agus Martowardojo mengaku secara pribadi akan mendengar pandangan BI terlebih dahulu. Tetapi dirinya akan tetap menjaga asas resiprokal yang berlaku di Indonesia.
"Saya perlu mendengar pandangan teman-teman di BI dan kemudian nanti bisa merespon. Tetapi terkait rencana kepemilikan Danamon dari bank asing, saya ingin sampaikan bahwa DPR mengamanatkan saya untuk menjaga resiprokal. Asas resiprokal harus menjadi dasar dalam mengelola industri keuangan kita," jelasnya seusai penetapan dirinya sebagai Gubernur BI di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (2/4/2013).
Agus menuturkan, hal yang paling baik terkait resiprokal ini adalah menjalin komunikasi di antara kedua otoritas bank yang bersangkutan, dalam hal ini Indonesia dan Singapura, sehingga akan mewujudkan rasa hormat di antara otoritas bank kedua negara tersebut.
"Namun yang terbaik kita berkomunikasi langsung dengan otoritas di mana bank asing itu berada sehingga betul-betul komunikasi atas dasar hormat dua negara dan dua otoritas bank," pungkasnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, rencana DBS bank mengakuisisi Bank Danamon masih belum menemukan kejelasan karena masih menuggu kepastian dari BI.
"Untuk DBS saya belum tahu. Kalian tanya saja ke mereka (BI). Kita belum berbicara lagi dengan pihak BI, kita masih menunggu pengumuman dari BI akan hal ini," ungkap Presiden Direktur Bank Danamon, Henry Ho, beberapa waktu lalu.
BI pun tampaknya masih bingung dan belum memutuskan apapun terkait kelanjutan akuisisi saham Bank Danamon oleh DBS Group. "DBS-Danamon, saya enggak bisa ngomong. Ini sensitif terhadap harga sahamnya, apakah boleh atau enggak," ungkap Deputi Gubernur BI, Halim Alamsyah.
"Saya perlu mendengar pandangan teman-teman di BI dan kemudian nanti bisa merespon. Tetapi terkait rencana kepemilikan Danamon dari bank asing, saya ingin sampaikan bahwa DPR mengamanatkan saya untuk menjaga resiprokal. Asas resiprokal harus menjadi dasar dalam mengelola industri keuangan kita," jelasnya seusai penetapan dirinya sebagai Gubernur BI di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (2/4/2013).
Agus menuturkan, hal yang paling baik terkait resiprokal ini adalah menjalin komunikasi di antara kedua otoritas bank yang bersangkutan, dalam hal ini Indonesia dan Singapura, sehingga akan mewujudkan rasa hormat di antara otoritas bank kedua negara tersebut.
"Namun yang terbaik kita berkomunikasi langsung dengan otoritas di mana bank asing itu berada sehingga betul-betul komunikasi atas dasar hormat dua negara dan dua otoritas bank," pungkasnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, rencana DBS bank mengakuisisi Bank Danamon masih belum menemukan kejelasan karena masih menuggu kepastian dari BI.
"Untuk DBS saya belum tahu. Kalian tanya saja ke mereka (BI). Kita belum berbicara lagi dengan pihak BI, kita masih menunggu pengumuman dari BI akan hal ini," ungkap Presiden Direktur Bank Danamon, Henry Ho, beberapa waktu lalu.
BI pun tampaknya masih bingung dan belum memutuskan apapun terkait kelanjutan akuisisi saham Bank Danamon oleh DBS Group. "DBS-Danamon, saya enggak bisa ngomong. Ini sensitif terhadap harga sahamnya, apakah boleh atau enggak," ungkap Deputi Gubernur BI, Halim Alamsyah.
(gpr)