Hari ini, rupiah cenderung melemah

Kamis, 04 April 2013 - 08:02 WIB
Hari ini, rupiah cenderung...
Hari ini, rupiah cenderung melemah
A A A
Sindonews.com - Masih belum meredanya kekhawatiran akibat data inflasi bulan Maret yang diluar espektasi, rupiah tampaknya masih akan tertekan pada hari ini.

"Untuk hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) masih cenderung melemah dan diprediksi berada di level 9.735- 9.755," terang pengamat valuta asing (valas), Rahadyo Anggoro Widagdo, Kamis (4/4/2013).

Kondisi ini, lanjut dia, masih dipengaruhi sentimen domestik yang masih menunggu kebijakan Bank Indonesia (BI) apakah akan tetap mempertahankan BI rate tetap di level 5,75 persen atau naik dan juga menunggu pemerintah memutuskan siapakah pengganti Agus Martowardojo sebagai menteri keuangan.

Semetara dari regional para pelaku pasar masih menunggu keputusan tiga bank sentral, yaitu BOJ, BOE dan ECB terkait penentuan suku bunga acuannya.

BOJ hampir dipastikan akan melonggarkan kebijakannya karena gubernur BOJ Haruhiko Kuroda berjanji bakal melakukan kebijakan agresif untuk mencapai target inflasi 2 persen dan mengentaskan deflasi.

Untuk BOE bulan ini, mungkin masih mempertahankan kebijakannya. Tapi pertanyaannya, seberapa lama BOE mempertahankan suku bunganya. Sedangkan ECB juga dihadapkan pada masalah krisis ekonomi.

"ECB mungkin akan berupaya menenangkan pasar yang sedang resah dengan efek domino Siprus dan kondisi yang mulai krisis di Slovenia. ECB kemungkinan akan mempertahankan rate, tetapi dengan tetap memberi jaminan kesiapan bertindak, melakukan apapun untuk menyelamatkan Eropa," tandasnya.

Menilik pada pergerakan hari Rabu (3/4/2013), tampak USD/IDR dibuka di level 9.725/9.743 dan akhirnya ditutup melemah ke level 9.749/9.752 setelah pada penutupan sebelumnya ditutup dilevel 9.737/9.738.

Saat ini, rupiah cenderung melemah, bahkan BI telah melakukan intervensi ke market untuk menahan pelemahan rupiah. Kondisi ini masih dipengaruhi oleh data inflasi Maret 2013.

Bahkan Gubernur BI mendatang, Agus Martowardojo juga mengingatkan bahwa inflasi bulan Maret sudah menimbulkan kekhawatiran dan regulator perlu menerapkan kebijakan fiskal dan moneter yang tepat untuk mengendalikan inflasi.

Sentimen dari regional tidak terlalu banyak mempengaruhi pergerakan pasar valas khususnya USD/IDR karena pasar masih menunggu langkah ECB yang berupaya menenangkan pasar yang sedang resah soal memburuknya krisis, dan memastikan keamanan sistem perbankan pasca gejolak finansial Siprus.

Bank Sentral Eropa itu diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya bulan ini, menunggu dulu perkembangan apakah kondisi ekonomi di zona Eropa bisa membaik sebelum mereka harus menempuh, yaitu menggunakan ruangnya yang terbatas dengan memangkas suku bunga yang sudah rendah.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5445 seconds (0.1#10.140)