Merugi, petani cabai panen lebih awal
A
A
A
Sindonews.com - Antisipasi kerugian, para petani cabai di sentra penghasil cabe di desa Kertosono, kecamatan Panceng, kabupaten Gresik, Jawa Timur, terpaksa memanen tanaman cabainya lebih awal dari jadwal semestinya.
Kondisi cuaca tidak menentu, membuat petani tidak bisa menikmati keuntungan karena tanaman cabainya membusuk.
Para petani mengatakan, tidak bisa menikmati ketuntungan meskipun harga cabai melambung hingga menembus angka Rp30 ribu per kilogram. Guyuran air hujan membuat buah cabai yang semula berwarna hijau, mendadak berubah menjadi kering, dan buahnya membusuk.
"Jika tidak dipanan lebih awal, maka kerugian menjadi lebih besar. Karena buah cabai busuk diguyur hujan," ujar salah seorang petani cabai, Kholifah, di Gresik, Jumat (5/4/2013).
Di sentra penghasil cabai ini, sedikitnya lima hektar areal tanaman cabai memilih panen lebih awal. Meski cabainya masih berwarna hijau, para petani nekad memetik cabai-nya. Langkah ini ditempuh para petani untuk mengantisipasi kerugian yang lebih besar.
Kondisi cuaca tidak menentu, membuat petani tidak bisa menikmati keuntungan karena tanaman cabainya membusuk.
Para petani mengatakan, tidak bisa menikmati ketuntungan meskipun harga cabai melambung hingga menembus angka Rp30 ribu per kilogram. Guyuran air hujan membuat buah cabai yang semula berwarna hijau, mendadak berubah menjadi kering, dan buahnya membusuk.
"Jika tidak dipanan lebih awal, maka kerugian menjadi lebih besar. Karena buah cabai busuk diguyur hujan," ujar salah seorang petani cabai, Kholifah, di Gresik, Jumat (5/4/2013).
Di sentra penghasil cabai ini, sedikitnya lima hektar areal tanaman cabai memilih panen lebih awal. Meski cabainya masih berwarna hijau, para petani nekad memetik cabai-nya. Langkah ini ditempuh para petani untuk mengantisipasi kerugian yang lebih besar.
(gpr)