Pekan ini, pasokan solar di Jatim dikurangi
A
A
A
Sindonews.com - Mulai pekan ini, PT Pertamina (Persero) membatasi pasokan bahan bakar solar bersubsidi di Jawa Timur (jatim) demi terpenuhinya kuota hingga akhir 2013. Jika tidak dikendalikan, dikhawatirkan dapat melibihi kuota.
Sementara, kuota solar bersubsidi 2013 turun delapan persen dibandingkan 2012. Pada 2012, kuota solar bersubsidi di Jatim sebanyak 2,08 juta kiloliter dan pada 2013 turun menjadi 1,91 juta kiloliter.
Juru bicara PT Pertamina Regional Jawa Timur, Rustam Aji mengatakan, pada Januari-Maret konsumsi solar bersubsidi bulanan membengkak mencapai tiga persen. "Jika tidak dikendalikan, konsumsi solar bersubsidi bakal melebihi kuota seperti tahun lalu," katanya, Selasa (9/4/2013).
Kini, kata Rustam, pasokan solar setiap hari dikurangi rata-rata 2-5 persen. Pengendalian solar bersubsidi dilakukan secara proporsional di seluruh daerah di Jatim. Meski demikian, untuk kebutuhan nelayan tetap seperti biasa tidak ada pengurangan.
Antisipasi lainnya yang dilakukan Pertamina adalah dengan membuka sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang menjual solar jenis Pertamina dex. Menurut Rustam, bahan bakar mesin diesel ini memenuhi standar Euro 3, dengan kandungan sulfur di bawah 300 part per million (ppm).
Saat ini, Pertamina dex tersedia di 80 SPBU se-Jatim dan dijual dengan harga Rp10.600 per liter, jauh dibandingkan harga solar subsidi Rp4.500 per liter. Selain itu, PT Pertamina menyediakan alternatif solar non subsidi Rp9.300 per liter. Di Malang, solar non subsdi ini tersedia di sejumlah SPBU di Bululawang, Turen, Pakisaji dan Lawang.
Sementara, kuota solar bersubsidi 2013 turun delapan persen dibandingkan 2012. Pada 2012, kuota solar bersubsidi di Jatim sebanyak 2,08 juta kiloliter dan pada 2013 turun menjadi 1,91 juta kiloliter.
Juru bicara PT Pertamina Regional Jawa Timur, Rustam Aji mengatakan, pada Januari-Maret konsumsi solar bersubsidi bulanan membengkak mencapai tiga persen. "Jika tidak dikendalikan, konsumsi solar bersubsidi bakal melebihi kuota seperti tahun lalu," katanya, Selasa (9/4/2013).
Kini, kata Rustam, pasokan solar setiap hari dikurangi rata-rata 2-5 persen. Pengendalian solar bersubsidi dilakukan secara proporsional di seluruh daerah di Jatim. Meski demikian, untuk kebutuhan nelayan tetap seperti biasa tidak ada pengurangan.
Antisipasi lainnya yang dilakukan Pertamina adalah dengan membuka sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang menjual solar jenis Pertamina dex. Menurut Rustam, bahan bakar mesin diesel ini memenuhi standar Euro 3, dengan kandungan sulfur di bawah 300 part per million (ppm).
Saat ini, Pertamina dex tersedia di 80 SPBU se-Jatim dan dijual dengan harga Rp10.600 per liter, jauh dibandingkan harga solar subsidi Rp4.500 per liter. Selain itu, PT Pertamina menyediakan alternatif solar non subsidi Rp9.300 per liter. Di Malang, solar non subsdi ini tersedia di sejumlah SPBU di Bululawang, Turen, Pakisaji dan Lawang.
(izz)