Kelangkaan solar dapat memicu kenaikan bahan pokok
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), Mahendra Rianto mengatakan, jika kelangkaan solar masih terus terjadi hingga beberapa hari ke depan, dapat memicu kenaikan harga berbagai macam produk termasuk bahan pokok.
"Impact-nya bisa dibebankan pada harga jual produk. Kalau produk naik, daya beli menurun dan sirkulasinya membahayakan. Kalau enggak memproduksi dan pengusaha rugi terus, pemerintah juga enggak bisa narik pajak dari industri," katanya saat dihubungi Sindonews, Senin (15/4/2013).
Karena itu, pihaknya mempersilahkan agar solar atau premium untuk mobil pribadi dinaikkan. Namun, untuk distribusi barang-barang konsumen dan bahan-bahan pokok yang diangkut menggunakan kendaraan berbahan bakar solar, agar tidak dinaikkan.
"Kalau dinaikkan imbasnya sangat besar baik terhadap industri maupun masyarakat, termasuk bagi negara," uajrnya.
Terkadang, lanjut dia, akibat kelangkaan solar atau antrean yang sangat panjang demi mendapatkan solar di SPBU, pihaknya dikomplain konsumen karena terjadi perlambatan distribusi.
"Dua minggu lalu saat terjadi kelangkaan solar di mana-mana, kami di komplain. Tetapi semuanya sudah kami diskusikan antar asosiasi dan disosialisasikan ke pemrintah. Akhirnya, pemerintah pun mulai membuka lagi pembatasan solar di Jawa," tutur Mahendra.
Seperti diberitakan sebelumnya, kelangkaan solar sempat terjadi dibeberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah Pantura Jawa Tengah (Jateng), Magelang, dan Kulonprogo. Di daerah lainnya, seperti di Sukoharjo, juga terjadi kelangkaan solar.
"Impact-nya bisa dibebankan pada harga jual produk. Kalau produk naik, daya beli menurun dan sirkulasinya membahayakan. Kalau enggak memproduksi dan pengusaha rugi terus, pemerintah juga enggak bisa narik pajak dari industri," katanya saat dihubungi Sindonews, Senin (15/4/2013).
Karena itu, pihaknya mempersilahkan agar solar atau premium untuk mobil pribadi dinaikkan. Namun, untuk distribusi barang-barang konsumen dan bahan-bahan pokok yang diangkut menggunakan kendaraan berbahan bakar solar, agar tidak dinaikkan.
"Kalau dinaikkan imbasnya sangat besar baik terhadap industri maupun masyarakat, termasuk bagi negara," uajrnya.
Terkadang, lanjut dia, akibat kelangkaan solar atau antrean yang sangat panjang demi mendapatkan solar di SPBU, pihaknya dikomplain konsumen karena terjadi perlambatan distribusi.
"Dua minggu lalu saat terjadi kelangkaan solar di mana-mana, kami di komplain. Tetapi semuanya sudah kami diskusikan antar asosiasi dan disosialisasikan ke pemrintah. Akhirnya, pemerintah pun mulai membuka lagi pembatasan solar di Jawa," tutur Mahendra.
Seperti diberitakan sebelumnya, kelangkaan solar sempat terjadi dibeberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah Pantura Jawa Tengah (Jateng), Magelang, dan Kulonprogo. Di daerah lainnya, seperti di Sukoharjo, juga terjadi kelangkaan solar.
(izz)