NGO hambat industri kertas Indonesia

Senin, 15 April 2013 - 19:42 WIB
NGO hambat industri...
NGO hambat industri kertas Indonesia
A A A
Sindonews.com - Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) bidang Hutan Tanaman Industri (HTI), Nana Supriatna mengatakan, hambatan terbesar kemajuan industri pulp dan kertas di Indonesia adalah kampanye negatif NGO (non-governmental organization).

"Hambatan terbesar kemajuan itu disebabkan kampanye negatif NGO. Mereka (NGO) sangat paham Indonesia berpotensi menjadi pemain nomor satu dunia dan berupaya menjegalnya dengan kampanye negatif," kata Nana, Senin (15/4/2013).

Menurutnya, kampanye negatif yang dilontarkan NGO biasanya mempunyai tiga modus. Pertama, menyerang degradasi di hutan alam, pembangunan HTI di lahan gambut serta HTI yang diisukan merebut lahan masyarakat.

Dia menilai, semua masalah itu sebenarnya punya solusi. Hutan alam yang tidak dijaga tetap berpotensi rusak dan dijarah. "Keberadaan HTI selain sebagai bisnis juga membantu tugas pemerintah menjaga hutan alam dengan memagarinya," ujarnya.

Kedua, pembangunan di lahan gambut. Kini telah memilki tehnologi ekohidro yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, dan ketiga di Indonesia sebenarnya ada 34 juta hektare lahan terlantar yang bisa dimanfaatkan masyarakat tanpa perlu berkonflik dengan pengusaha HTI.

Mantan Direktur International Greenpeace yang sekaligus pendiri kelompok ini, Patrick Moore mengatakan, tampaknya tujuan utama Greenpeace saat ini adalah untuk membingungkan publik tentang sifat lingkungan dan tempat manusia di dalamnya dengan menyebarkan kebohongan dan sindiran.

"Sejak saya meninggalkan Greenpeace, anggota dan sebagian besar gerakan, telah mengadopsi kebijakan yang mencerminkan prasangka anti manusia. Mereka menggambarkan penolakan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Ini berpotensi meningkatkan risiko serta membahayakan manusia dan lingkungan," kata Moore yang juga seorang Ekologi Kanada seperti dilansir dari Business Review beberapa waktu lalu.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0778 seconds (0.1#10.140)