G20 akan bahas stimulus Bank Sentral Jepang
A
A
A
Sindonews.com - Para pembuat kebijakan global dan kelompok ekonomi 20 (G20) akan membahas dampak yang belum pernah terjadi dari pelonggaran kebijakan moneter dalam pertemuan di Washington, AS, pekan ini.
Seperti diketahui, Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) telah mengeluarkan kebijakan stimulus agresif, dengan berjanji menyuntikkan USD1,4 triliun selama dua tahun ke depan, yang menyebabkan kekhawatiran terjadi perang mata uang.
Para pejabat G20 telah mempersiapkan pembicaraan di sela-sela pertemuan dengan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF), di mana stimulus Jepang akan mendominasi diskusi perekonomian dunia, khususnya dampak pada harga aset dan risiko memicu pembelian spekulatif.
"Setiap orang tertarik dengan ekonomi Jepang yang kuat, tetapi dampak dari langkah-langkah dan kelangsungan hidup mereka perlu dieksplorasi," kata seorang pejabat G20, yang tidak disebutkan namanya, seperti dilansir dari Daily Press, Rabu (17/4/2013).
Para menteri keuangan G20 dan gubernur bank sentral mungkin akan mengonfirmasi kesepakatan pada Februari lalu di Rusia, untuk menghindari devaluasi mata uang yang kompetitif. Yen saat ini mencapai posisi terendah dari beberapa tahun terakhir terhadap euro dan dolar setelah BoJ melakukan tindakan.
"Secara keseluruhan pandangan bahwa inisiatif Jepang yang berfokus pada masalah dalam negeri negara itu benar. Tapi, akan ada perdebatan tentang konsekuensi di luar Jepang, termasuk pada kurs valuta asing," kata seorang pejabat dari zona euro.
Seperti diketahui, Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) telah mengeluarkan kebijakan stimulus agresif, dengan berjanji menyuntikkan USD1,4 triliun selama dua tahun ke depan, yang menyebabkan kekhawatiran terjadi perang mata uang.
Para pejabat G20 telah mempersiapkan pembicaraan di sela-sela pertemuan dengan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF), di mana stimulus Jepang akan mendominasi diskusi perekonomian dunia, khususnya dampak pada harga aset dan risiko memicu pembelian spekulatif.
"Setiap orang tertarik dengan ekonomi Jepang yang kuat, tetapi dampak dari langkah-langkah dan kelangsungan hidup mereka perlu dieksplorasi," kata seorang pejabat G20, yang tidak disebutkan namanya, seperti dilansir dari Daily Press, Rabu (17/4/2013).
Para menteri keuangan G20 dan gubernur bank sentral mungkin akan mengonfirmasi kesepakatan pada Februari lalu di Rusia, untuk menghindari devaluasi mata uang yang kompetitif. Yen saat ini mencapai posisi terendah dari beberapa tahun terakhir terhadap euro dan dolar setelah BoJ melakukan tindakan.
"Secara keseluruhan pandangan bahwa inisiatif Jepang yang berfokus pada masalah dalam negeri negara itu benar. Tapi, akan ada perdebatan tentang konsekuensi di luar Jepang, termasuk pada kurs valuta asing," kata seorang pejabat dari zona euro.
(dmd)