APEC peringatkan tahan devaluasi mata uang

Kamis, 18 April 2013 - 11:19 WIB
APEC peringatkan tahan devaluasi mata uang
APEC peringatkan tahan devaluasi mata uang
A A A
Sindonews.com - APEC meminta ekonomi Asia Pasifik menahan diri dari devaluasi mata uang yang kompetitif karena rentan terhadap pembelian spekulatif di pasar perumahan.

Dilansir dari Bangkok Post, Kamis (18/4/2013), Unit Kebijakan APEC, dalam penelitian yang disampaikan di media mengatakan, aliran dana besar dari negara industri ke wilayah mereka dengan tujuan mendapatkan keuntungan yang lebih besar telah mendorong mata uang lokal terkikis daya saing di pasar global.

Menjelang pertemuan akhir pekan Pacific Rim, para menteri perdagangan di Surabaya, Indonesia, menyatakan, devaluasi mata uang yang kompetitif dapat menyebabkan ketidakseimbangan perdagangan yang lebih besar.

"Ini adalah kekhawatiran, bahwa upaya untuk mendapatkan kembali daya saing dapat mengakibatkan intervensi mata uang simultan oleh otoritas moneter," kata unit penelitian dari Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) itu.

"Jika itu terjadi, akan menciptakan ketidakseimbangan yang lebih besar dalam pola perdagangan global dan investasi. Penting bagi APEC berkomitmen menahan diri dari persaingan devaluasi mata uang," tambahnya.

Sebanyak 21 negara anggota APEC harus tumbuh di angka 4,2 persen tahun ini dan 4,7 persen pada 2014, dari ekspansi 4,1 persen pada 2012.

Namun tantangan tetap ada, termasuk risiko dampak dari krisis utang zona euro dan arus masuk modal besar dari negara maju yang mencari keuntungan besar di pasar negara berkembang.

"Ada kekhawatiran sedang berlangsung terhadap kesehatan keuangan publik dan sistem perbankan, terutama di Eropa, serta tekanan harga di pasar properti dan saham," kata Denis Hew, direktur unit kebijakan APEC.

Di Hong Kong, pasar properti didorong permintaan dari pembeli luar negeri, di mana harga properti residensial pada 2012 lebih tinggi sebesar 88 persen dibanding 2007. Sementara harga rumah rata-rata di Singapura pada 2012 24 persen lebih tinggi dari 2007.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9546 seconds (0.1#10.140)