Solar langka, nelayan merugi jutaan rupiah
A
A
A
Sindonews.com - Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar bersubsidi tidak hanya mendera para pengusaha jasa angkut, tetapi juga menimpa ribuan nelayan di Gresik, Jawa Timur. Sejak satu bulan terakhir, mereka tidak bisa bekerja secara maksimal, karena kesulitan mendapatkan solar bersubsidi.
Akibatnya, nelayan tidak bisa bekerja secara maksimal. Sebagian memilih tidak melaut. Namun, sebagian yang lain, nekad mencari ikan, meski tidak ke tengah laut. Mereka hanya menambatkan perahunya di dermaga, sambil memperbaiki peralatan penangkap ikannya.
Sejumlah nelayan mengatakan, sulit mendapatkan solar bersubsidi karena sebagian SPBU di Gresik, telah kehabisan stok. Untuk mendapatkan solar, para nelayan juga harus rela berburu solar di sejumlah SPBU, sejak pagi hingga malam hari.
Selain itu, SPBU juga melakukan pembatasan pembelian solar bersubsidi, maksimal 5 liter sampai 10 liter per hari. Padahal, seorang nelayan butuh solar sebanyak 30 liter sampai 35 liter untuk operasional perahunya menangkap ikan di tengah laut.
"Dengan kondisi seperti ini kita tidak dapat bekerja karena tidak dapat solar," keluh Wakhid, salah seorang nelayan di Gresik, Jumat (19/4/2013).
Kondisi kelangkaan solar, membuat nelayan merugi puluhan juta rupiah karena tidak dapat bekerja maksimal. Mereka hanya berharap, pemerintah menyediakan SPBU khusus para nelayan, sehingga tidak menambah beban penderitaannnya.
"Sekarang kita hanya menyisir di kawasan pantai untuk mencari ikan karena solar yang didapat tidak cukup untuk dipakai melaut," tambah Toyib, nelayan lainnya.
Akibatnya, nelayan tidak bisa bekerja secara maksimal. Sebagian memilih tidak melaut. Namun, sebagian yang lain, nekad mencari ikan, meski tidak ke tengah laut. Mereka hanya menambatkan perahunya di dermaga, sambil memperbaiki peralatan penangkap ikannya.
Sejumlah nelayan mengatakan, sulit mendapatkan solar bersubsidi karena sebagian SPBU di Gresik, telah kehabisan stok. Untuk mendapatkan solar, para nelayan juga harus rela berburu solar di sejumlah SPBU, sejak pagi hingga malam hari.
Selain itu, SPBU juga melakukan pembatasan pembelian solar bersubsidi, maksimal 5 liter sampai 10 liter per hari. Padahal, seorang nelayan butuh solar sebanyak 30 liter sampai 35 liter untuk operasional perahunya menangkap ikan di tengah laut.
"Dengan kondisi seperti ini kita tidak dapat bekerja karena tidak dapat solar," keluh Wakhid, salah seorang nelayan di Gresik, Jumat (19/4/2013).
Kondisi kelangkaan solar, membuat nelayan merugi puluhan juta rupiah karena tidak dapat bekerja maksimal. Mereka hanya berharap, pemerintah menyediakan SPBU khusus para nelayan, sehingga tidak menambah beban penderitaannnya.
"Sekarang kita hanya menyisir di kawasan pantai untuk mencari ikan karena solar yang didapat tidak cukup untuk dipakai melaut," tambah Toyib, nelayan lainnya.
(gpr)