Garuda Indonesia tak bagi dividen hingga 2016
A
A
A
Sindonews.com - PT Garuda Indonesia Airlines Tbk (GIAA) tampaknya tidak akan membagikan laba usaha dalam bentuk dividen kepada pemegang saham karena perseroan masih harus menyelesaikan pembayaran utang hingga 2016.
"Kita masih ada kewajiban yang harus dilunasi hingga 2016. Jadi kita tidak akan bagikan dividen dulu," terang Direktur Keuangan GIAA, Handrito Hardjono di Ritz Carlton Pacific Pleace, Jakarta, Jumat (26/4/2013).
Perlu diketahui, perseroan sendiri memiliki kewajiban utang yang wajib dipenuhi karena Garuda harus mengikuti perjanjian dengan para kreditur sejak tahun 2012.
Perseroan sendiri berhasil membukukan laba bersih sebesar USD110,8 juta sepanjang tahun 2012 lalu atau meningkat 72,6 persen dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya senilai USD64,2 juta.
Pertumbuhan laba bersih perseroan didukung dengan meningkatnya pendapatan operasi perseroan sebesar USD3,47 miliar atau naik 12,1 persen dibandingkan tahun 2011 sebesar USD3,09 miliar.
Meski demikian, pendapatan perseroan tergerus dengan besarnya beban usaha sepanjang tahun lalu yang mencapai USD3,304 miliar atau naik 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar USD3,004 miliar.
GIAA menutup tahun 2012 dengan laba komprehensif meningkat sebesar 100 persen, dari USD72,7 juta pada tahun 2011 menjadi USD145,4 juta pada 2012. Emiten penerbangan pelat merah ini juga berhasil membukukan laba operasi yang meningkat 82 persen dari USD92,3 juta pada 2011, menjadi USD168,1 juta pada 2012.
"Kita masih ada kewajiban yang harus dilunasi hingga 2016. Jadi kita tidak akan bagikan dividen dulu," terang Direktur Keuangan GIAA, Handrito Hardjono di Ritz Carlton Pacific Pleace, Jakarta, Jumat (26/4/2013).
Perlu diketahui, perseroan sendiri memiliki kewajiban utang yang wajib dipenuhi karena Garuda harus mengikuti perjanjian dengan para kreditur sejak tahun 2012.
Perseroan sendiri berhasil membukukan laba bersih sebesar USD110,8 juta sepanjang tahun 2012 lalu atau meningkat 72,6 persen dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya senilai USD64,2 juta.
Pertumbuhan laba bersih perseroan didukung dengan meningkatnya pendapatan operasi perseroan sebesar USD3,47 miliar atau naik 12,1 persen dibandingkan tahun 2011 sebesar USD3,09 miliar.
Meski demikian, pendapatan perseroan tergerus dengan besarnya beban usaha sepanjang tahun lalu yang mencapai USD3,304 miliar atau naik 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar USD3,004 miliar.
GIAA menutup tahun 2012 dengan laba komprehensif meningkat sebesar 100 persen, dari USD72,7 juta pada tahun 2011 menjadi USD145,4 juta pada 2012. Emiten penerbangan pelat merah ini juga berhasil membukukan laba operasi yang meningkat 82 persen dari USD92,3 juta pada 2011, menjadi USD168,1 juta pada 2012.
(gpr)