Produksi gula kristal PG Rendeng tak maksimal

Sabtu, 27 April 2013 - 12:37 WIB
Produksi gula kristal...
Produksi gula kristal PG Rendeng tak maksimal
A A A
Sindonews.com - Usia mesin pabrik gula (PG) Rendeng Kudus yang sudah berusia ratusan tahun, membuat kapasitas produksi perusahaan di bawah PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) ini tidak maksimal.

Karena itu, butuh dana hingga Rp500 miliar agar perusahaan ini mampu mendongkrak produksi gula kristal di wilayah Provinsi Jawa Tengah.

PG Rendeng yang berdiri sejak 1840, membawahi lahan tebu yang ada di enam kabupaten di pantura timur mulai dari Blora, Rembang, Pati, Kudus, Demak dan Jepara. Luasan lahan di enam kabupaten yang memasok tebu ke PG Rendeng seluas 5.089 hektare.

Administrator PG Rendeng Kudus, Teguh Agung Tri Nugroho mengatakan, bahan baku tebu untuk membuat gula kristal di wilayah pantura timur Jateng sebenarnya masih melimpah, yakni sekitar 20 juta kwintal setahun. Namun yang mampu terserap PG Rendeng hanya sekitar tiga juta kwintal tebu.

Dari jumlah tersebut, gula kristal yang mampu diproduksi perusahaan yang dipimpinnya masih dalam angka ratusan ribu kwintal. Pada 2011, gula kristal yang diproduksi sebanyak 114.171,00 kwintal. Pada 2012, meningkat menjadi 188.262,00 kwintal.

Tahun ini, diproyeksikan gula kristal yang mampu diproduksi sebanyak 243.782,87 kwintal. Musim giling tahun ini dimulai 12 Mei. Proses produksi gula kristal tersebut akan berlangsung hingga 137 hari ke depan atau berakhir pada 2 Oktober 2013.

"Kapasitas mesin produksi kita memang kecil, usianya juga sudah ratusan tahun. Energi memang sesuatu yang paling vital dalam perusahaan ini. Mulai dari boiler, turbin generator, hingga gilingan milik kita memang sudah berumur," katanya di Kudus, Sabtu (27/4/2013).

Performa mesin diakui Agung merupakan salah satu faktor menentukan dalam produksi gula kristal. Menurutnya, kapasitas produksi mesin PG Rendeng masih di bawah PG Pakis Baru dan PG Trangkil yang dikelola pihak swasta. Kapasitas giling mesin PG Rendeng hanya 24.500 kwintal per hari. Sedang kapasitas giling PG Trangkil, mampu mencapai 60 ribu kwintal per hari.

Idealnya, kata Agung memang perlu adanya revitalisasi pabrik untuk mendongkrak produksi gula kristal. Namun, hal itu tidak mudah. Sebab membutuhkan dana sekitar Rp500 miliar atau 30 persen dari biaya membangun pabrik baru.

"Tapi persoalannya laba yang kita dapatkan tidak mampu menutupi kebutuhan untuk revitalisasi pabrik itu," ungkapnya.

Terlepas dari kecilnya kapasitas produksi gula kristal yang mampu dihasilkan, kata dia, dalam tiga tahun terakhir ini pihaknya tetap berupaya menggenjot produktifitas tanaman tebu yang ada di enam kabupaten.

Salah satu caranya dengan progam peremajaan bibit tanaman tebu. Sejak 2011, areal tebu binaan PG Rendeng yang sudah diremajakan sekitar 20 persen. "Ke depan progam ini terus kita genjot. Karena keuntungan yang diperoleh tidak hanya produktivitas tebu yang meningkat tapi kualitasnya juga kian baik," pungkas Agung.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1022 seconds (0.1#10.140)