Enam KKKS siap hengkang dari RI

Selasa, 28 Mei 2013 - 15:39 WIB
Enam KKKS siap hengkang dari RI
Enam KKKS siap hengkang dari RI
A A A
Sindonews.com - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menegaskan minimnya insentif ekplorasi membuat enam Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) di sektor hulu migas siap hengkang dari Indonesia.

Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini menjelaskan bahwa enam perusahaan migas tersebut, antara lain Exxon Mobil, Conocophillips, Statoil Karama, Talisman Sageri, Marathon Pasang Kayu, CNOOC dan Palung Aru.

Menurut dia, tanpa adanya insentif menyebabkan gairah investor terus menurun. Karena itu, insentif sangat diperlukan untuk memacu investor agar tidak meninggalkan Indonesia.

"Kami akan terus mengupayakan kepada pemerintah agar insentif tetap ada. Tanpa itu (insentif) berat sekali karena masa depan kita di laut dalam eksplorasinya ratusan juta dolar," kata dia di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (28/5/2013).

Rudi menegaskan, tanpa adanya insentif kegiatan ekplorasi dengan anggaran ratusan juta dolar sulit dilakukan. Akibatnya, penurunan produksi migas di Tanah Air akan terus mengancam.

Enam perusahaan migas tersebut mau meneruskan kegiatan eksplorasi tapi dengan sejumlah syarat, diantaranya, mengubah pembagian sharing profit agar keuntungan mereka lebih meningkat.

Di sisi lain, banyak juga KKKS yang mengeluh terkait perizinan lahan eksplorasi yang masih sulit, sehingga menginginkan ada penyederhanaan dalam masalah tersebut.

"Saat ini, untuk eksplorasi perlu 25 izin. Tapi Kementerian ESDM, Kemenkeu dan BKPM saat ini tengah mengkaji soal izin yang rumit itu," kata dia.

Lebih lanjut Rudi mengatakan, jika masalah insentif dan masalah lain seperti perizinan lahan dapat tidak dapat diselesaikan, maka penurunan produksi migas tak mampu dicegah.

Adapun, target produksi minyak pada tahun depan hanya menaikkan menjadi 860 ribu barel per hari (bph) dan gas tetap yakni, 1.240 mmscfd. " Maka itu, diupayakan 258 sumur eksplorasi dan optimalisasi 1.728 sumur produksi tua," tandas dia.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4233 seconds (0.1#10.140)