2013, Erajaya targetkan penjualan tumbuh 21%
A
A
A
Sindonews.com - Emiten distribusi dan ritel handset, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) menargetkan penjualan bersih sepanjang tahun ini tumbuh 21 persen, atau di atas rata-rata pertumbuhan pasar di kisaran 15-16 persen. Adapun hingga akhir 2012, penjualan bersih ERAA mencapai Rp12,8 triliun.
"Target penjualan kita tumbuh 21 persen atau Rp15,5 triliun dari tahun lalu. Kalau rata-rata pertumbuhan pasar 15-16 persen, kami berharap pertumbuhan di atas pertumbuhan pasar sehingga mencapai market share dibandingkan tahun lalu," ungkap Direktur Utama ERAA, Budiarto Halim di Jakarta, Kamis (30/5/2013).
Untuk mencapai target tersebut, ERAA berupaya meningkatkan produktivitas penjualan melalui toko-toko yang potensial. Perseroan saat ini memiliki toko tradisional lebih dari 40 ribu dan perseroan akan fokus ke toko-toko yang produktif.
Di samping itu, perseroan berupaya membantu masyarakat yang ingin masuk ke dalam bidang ini, melalui skema franchise. Saat ini, pihaknya sedang mengkaji ulang semua konsep franchise.
"Tujuannya supaya partner kita mendapatkan untung juga. Makanya, kami pada Juli (2013) ini mau buka lebih banyak lagi kesempatan. Saat ini, ada 300 pihak yang ingin memiliki franchise ini," papar Budiarto.
Terkait dengan kinerja kuartal I/2013, ada beberapa faktor yang menurut Budiarto cukup mempengaruhi performa ERRA, terutama produk baru yang hadir terlambat. "Ada jarak yang membuat barang sempat kosong, sehingga berpengaruh ke distribusi. Contohnya Blacberry Z10 yang peluncurannya delay dari Maret ke April," katanya.
Pada kuartal I tahun ini, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepaada pemilik entitas induk turun menjadi Rp75,17 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp79,72 miliar. Turunnya laba tersebut akibat menurunnya penjualan bersih dari Rp3,17 triliun pada kuartal I/2012 menjadi Rp2,93 triliun pada kuartal I/2013.
"Target penjualan kita tumbuh 21 persen atau Rp15,5 triliun dari tahun lalu. Kalau rata-rata pertumbuhan pasar 15-16 persen, kami berharap pertumbuhan di atas pertumbuhan pasar sehingga mencapai market share dibandingkan tahun lalu," ungkap Direktur Utama ERAA, Budiarto Halim di Jakarta, Kamis (30/5/2013).
Untuk mencapai target tersebut, ERAA berupaya meningkatkan produktivitas penjualan melalui toko-toko yang potensial. Perseroan saat ini memiliki toko tradisional lebih dari 40 ribu dan perseroan akan fokus ke toko-toko yang produktif.
Di samping itu, perseroan berupaya membantu masyarakat yang ingin masuk ke dalam bidang ini, melalui skema franchise. Saat ini, pihaknya sedang mengkaji ulang semua konsep franchise.
"Tujuannya supaya partner kita mendapatkan untung juga. Makanya, kami pada Juli (2013) ini mau buka lebih banyak lagi kesempatan. Saat ini, ada 300 pihak yang ingin memiliki franchise ini," papar Budiarto.
Terkait dengan kinerja kuartal I/2013, ada beberapa faktor yang menurut Budiarto cukup mempengaruhi performa ERRA, terutama produk baru yang hadir terlambat. "Ada jarak yang membuat barang sempat kosong, sehingga berpengaruh ke distribusi. Contohnya Blacberry Z10 yang peluncurannya delay dari Maret ke April," katanya.
Pada kuartal I tahun ini, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepaada pemilik entitas induk turun menjadi Rp75,17 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp79,72 miliar. Turunnya laba tersebut akibat menurunnya penjualan bersih dari Rp3,17 triliun pada kuartal I/2012 menjadi Rp2,93 triliun pada kuartal I/2013.
(rna)