Awal Juni, IHSG diprediksi tak bergairah

Senin, 03 Juni 2013 - 08:09 WIB
Awal Juni, IHSG diprediksi...
Awal Juni, IHSG diprediksi tak bergairah
A A A
Sindonews.com - Awal pekan yang sekaligus mengawali perdagangan bulan Juni 2013 menunjukkan potensi pelemahan yang mewakili tekanan aksi jual asing yang telah terjadi sejak perdagangan pekan lalu.

"Mengawali pekan ini, kami proyeksikan indeks akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah. Kisaran support-resistance 5.025-5.090," kata Analis Riset PT Panin Sekuritas, Purwoko Sartono, Senin (3/6/2013).

Dari dalam negeri, Purwoko memandang, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terutama didorong berlarutnya pengumuman rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

"Pergerakan hari ini akan diwarnai oleh pengumuman inflasi periode Mei 2013. Berlarutnya masalah kebijakan BBM (bahan bakar minyak) juga memberikan dampak negatif bagi pasar," tegas Purwoko.

Sementara dari luar negeri, IHSG pada perdagangan pekan lalu ditutup melemah signifikan didorong oleh berlanjutnya aksi jual investor asing. Tercatat delapan hari perdagangan berturut-turut asing mencatat net sell yang cukup signifikan.

Beralihnya investasi asing ini turut membawa sentimen yang menekan nilai tukar rupiah yang terus mendekati level psikologis 10.000. Sementara faktor eksternal yang memperngaruhi pergerakan bursa regional pekan lalu adalah data ekonomi, seperti gross domestic product (GDP) dan tunjangan pengangguran Amerika Serikat (AS), yang dirilis lebih buruk dari perkiraan.

Pasar benar-benar berharap dengan data ekonomi yang belum seluruhnya bagus dan ini membuat the Fed yakin bahwa belum saatnya mereka mengurangi stimulus yang sudah dilakukan sejak September 2012 hingga ekonomi benar-benar stabil.

GDB Amerika pada kuartal I/2013 tumbuh 2,4 persen lebih rendah dari estimasi sebesar 2,5 persen. Data tunjangan pengangguran naik 10 ribu orang menjadi 354 ribu, lebih buruk dari konsensus sebesar 354 ribu. Data pending home sales naik 0,3 persen, lebih rendah dari konsensus sebesar 1,5 persen.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0901 seconds (0.1#10.140)