Pengusaha kedai Starbucks bidik Kopi Simalungun
A
A
A
Sindonews.com - Kopi Simalungun dibidik pengusaha kedai kopi Starbucks di 15 negara untuk disuguhkan kepada pengunjung dengan label daerah. Karena cita rasanya tidak kalah dengan kopi dari negara-negara produsen kopi lainnya.
Kepala Dinas Perkebunan Pemkab Simalungun, Amran Sinaga mengatakan, para pengusaha kedai kopi Starbucks yang diantaranya berasal dari Amerika Serikat, Prancis, Jepang, Hongkong, Philipina, dan Thailand telah melakukan kunjungan ke sejumlah kecamatan yang menjadi sentra produksi kopi di Kabupaten Simalungun, akhir Mei 2013.
"Kedai kopi Starbucks di sejumlah negara ternyata selama ini sudah menggunakan kopi Simalungun. Namun belum mengetahui bentuk tanamannya dan di mana daerahnya. Sehingga saat berkunjung ke kecamatan-kecamatan sentra produksi kopi di daerah ini (Simalungun) mereka sangat tertarik dan menyatakan keiinginan untuk memasarkan dengan label daerah," ujarnya, Senin (3/6/2013).
Menurutnya, para pengusaha kedai kopi Starbucks tertarik dengan kopi Simalungun, karena cita rasanya tidak kalah dengan kopi dari negara-negara lain produsen kopi, seperti Brasil, Kolombia, Vietnam, dan Ethopia. Selain itu, penggunaan pestisidanya masih di bawah ambang batas.
Dia menjelsakan, saat ini Pemkab Simalungun sedang menjajaki kerja sama dengan sejumlah investor dalam pengembangan pemasaran kopi Simalungun. Khususnya jenis arabika untuk diproduksi secara besar-besaran dalam kemasan berlabel Kabupaten Simalungun. Sehingga produknya lebih dikenal di pasar internasional.
Produksi kopi Simalungun dari 11 kecamatan saat ini mencapai 9.260 ton per tahun dari luas areal tanaman kopi 11.740 hektare dan bisa dipanen setiap bulan.
Ketua DPRD Simalungun, Binton Tindaon mendukung upaya Pemkab Simalungun dalam pengembangan pemasaran kopi Simalungun hingga ke pasar internasional. Pihaknya berharap akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani kopi serta arus kunjungan wisatawan.
"DPRD sangat mendukung upaya Pemkab Simalungun dalam pengembangan pemasaran kopi Simalungun sebagai salah satu komoditi unggulan sektor perkebunan hingga ke pasar internasional. Dampaknya diharapkan bukan hanya pada peningkatan kesejahteaan petani, namun juga meningkatkan arus kunjungan wisatawan yang tentunya akan tertarik untuk datang ke Simalungun yang juga menjadi salah satu destinasi pariwisata di Sumatera Utara dan Indonesia setelah mencicipinya," terang Binton.
Secara khusus politisi asal Partai Golkar itu berharap, pengusaha lokal di Simalungun untuk memanfaatkan peluang pengembangan pemasaran kopi Simalungun sebagai oleh-oleh khas daerah. Tentunya dengan mengemas sedemikian rupa, sehingga bisa dipasarkan bebas dan mudah didapatkan.
Kepala Dinas Perkebunan Pemkab Simalungun, Amran Sinaga mengatakan, para pengusaha kedai kopi Starbucks yang diantaranya berasal dari Amerika Serikat, Prancis, Jepang, Hongkong, Philipina, dan Thailand telah melakukan kunjungan ke sejumlah kecamatan yang menjadi sentra produksi kopi di Kabupaten Simalungun, akhir Mei 2013.
"Kedai kopi Starbucks di sejumlah negara ternyata selama ini sudah menggunakan kopi Simalungun. Namun belum mengetahui bentuk tanamannya dan di mana daerahnya. Sehingga saat berkunjung ke kecamatan-kecamatan sentra produksi kopi di daerah ini (Simalungun) mereka sangat tertarik dan menyatakan keiinginan untuk memasarkan dengan label daerah," ujarnya, Senin (3/6/2013).
Menurutnya, para pengusaha kedai kopi Starbucks tertarik dengan kopi Simalungun, karena cita rasanya tidak kalah dengan kopi dari negara-negara lain produsen kopi, seperti Brasil, Kolombia, Vietnam, dan Ethopia. Selain itu, penggunaan pestisidanya masih di bawah ambang batas.
Dia menjelsakan, saat ini Pemkab Simalungun sedang menjajaki kerja sama dengan sejumlah investor dalam pengembangan pemasaran kopi Simalungun. Khususnya jenis arabika untuk diproduksi secara besar-besaran dalam kemasan berlabel Kabupaten Simalungun. Sehingga produknya lebih dikenal di pasar internasional.
Produksi kopi Simalungun dari 11 kecamatan saat ini mencapai 9.260 ton per tahun dari luas areal tanaman kopi 11.740 hektare dan bisa dipanen setiap bulan.
Ketua DPRD Simalungun, Binton Tindaon mendukung upaya Pemkab Simalungun dalam pengembangan pemasaran kopi Simalungun hingga ke pasar internasional. Pihaknya berharap akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani kopi serta arus kunjungan wisatawan.
"DPRD sangat mendukung upaya Pemkab Simalungun dalam pengembangan pemasaran kopi Simalungun sebagai salah satu komoditi unggulan sektor perkebunan hingga ke pasar internasional. Dampaknya diharapkan bukan hanya pada peningkatan kesejahteaan petani, namun juga meningkatkan arus kunjungan wisatawan yang tentunya akan tertarik untuk datang ke Simalungun yang juga menjadi salah satu destinasi pariwisata di Sumatera Utara dan Indonesia setelah mencicipinya," terang Binton.
Secara khusus politisi asal Partai Golkar itu berharap, pengusaha lokal di Simalungun untuk memanfaatkan peluang pengembangan pemasaran kopi Simalungun sebagai oleh-oleh khas daerah. Tentunya dengan mengemas sedemikian rupa, sehingga bisa dipasarkan bebas dan mudah didapatkan.
(izz)