Australia pertahankan suku bunga 2,75%
A
A
A
Sindonews.com - Bank Sentral Australia (The Reserve Bank of Australia/RBA) mempertahankan suku bunga di rekor rendah 2,75 persen, menunggu pendekatan dolar Australia yang lebih rendah dan dampak pemotongan sebelumnya terhadap perekonomian.
Gubernur RBA, Glenn Stevens mengatakan, kejutan potongan 25 basis poin bulan lalu, melihat dolar Australia masih tinggi tapi selanjutnya akan unwinding. RBA meninggalkan pemotongan lebih lanjut di tingkat 2,75 persen - angka yang belum pernah terlihat sejak 1959.
"Nilai tukar terdepresiasi sejak pertemuan dewan sebelumnya, meskipun tetap tinggi mengingat penurunan harga ekspor terjadi dalam setahun terakhir," ujar Stevens, seperti dilansir dari France 24, Selasa (4/6/2013).
"Dewan menilai kondisi keuangan sekarang lebih mudah akan memberikan kontribusi bagi penguatan pertumbuhan dari waktu ke waktu," tambahnya.
Stevens mencatat kondisi inflasi lembut dapat memberikan beberapa ruang lingkup untuk pelonggaran lebih lanjut yang diperlukan untuk mendukung permintaan. Inflasi 2,5 persen pada tiga bulan pertama (Q1) 2013, dengan pertumbuhan berjalan 3,1 persen di tengah peringatan investasi pertambangan akan mendekati puncak.
Gubernur RBA, Glenn Stevens mengatakan, kejutan potongan 25 basis poin bulan lalu, melihat dolar Australia masih tinggi tapi selanjutnya akan unwinding. RBA meninggalkan pemotongan lebih lanjut di tingkat 2,75 persen - angka yang belum pernah terlihat sejak 1959.
"Nilai tukar terdepresiasi sejak pertemuan dewan sebelumnya, meskipun tetap tinggi mengingat penurunan harga ekspor terjadi dalam setahun terakhir," ujar Stevens, seperti dilansir dari France 24, Selasa (4/6/2013).
"Dewan menilai kondisi keuangan sekarang lebih mudah akan memberikan kontribusi bagi penguatan pertumbuhan dari waktu ke waktu," tambahnya.
Stevens mencatat kondisi inflasi lembut dapat memberikan beberapa ruang lingkup untuk pelonggaran lebih lanjut yang diperlukan untuk mendukung permintaan. Inflasi 2,5 persen pada tiga bulan pertama (Q1) 2013, dengan pertumbuhan berjalan 3,1 persen di tengah peringatan investasi pertambangan akan mendekati puncak.
(dmd)