Kinerja impor April 2013 capai USD16,3 miliar

Selasa, 04 Juni 2013 - 16:47 WIB
Kinerja impor April 2013 capai USD16,3 miliar
Kinerja impor April 2013 capai USD16,3 miliar
A A A
Sindonews.com - Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan menjelaskan, kinerja impor bulan April 2013 mencapai USD16,3 miliar, naik 9,6 persen month to month (MoM). Kenaikan impor tersebut dipicu oleh naiknya impor nonmigas sebesar 15,8 persen menjadi USD12,7 miliar sementara impor migas turun 7,8 persen menjadi USD3,6 miliar.

"Secara kumulatif, total impor selama periode Januari-April 2013 mencapai USD62,0 miliar, terdiri dari impor nonmigas sebesar USD46,9 miliar (turun 2,5 persen YoY) dan impor migas USD15,1 miliar (naik 3,2 persen)," papar Gita pada konferensi pers di kantor Kementerian Perdagangan, Selasa (4/6/2013).

Gita menambahkan, kenaikan impor migas selama Januari-April 2013 disebabkan oleh meningkatnya permintaan minyak mentah yang naik sebesar 20,4 persen. Jika dilihat dari penggunaan barangnya, impor barang konsumsi, bahan baku/penolong dan barang modal di bulan April mengalami kenaikan masing-masing sebesar 18,8 persen, 10,3 persen dan 3 persen (MoM).

Selama periode Januari-April 2013, struktur impor masih didominasi oleh impor bahan baku/penolong yang mencapai 77 persen dan barang modal (16,7 persen). Impor barang konsumsi turun sebesar 12 persen YoY menjadi USD3,9 miliar. Impor bahan baku/penolong naik 4,4 persen menjadi USD 47,7 miliar, sementara impor barang modal turun 17,7 persen menjadi USD10,3 miliar, atau jauh lebih rendah dari impor tahun lalu yang naik sebesar 36 persen.

"Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan impor bahan baku/penolong selama Januari-April 2013 digunakan untuk kegiatan produksi industri di dalam negeri termasuk yang berorientasi ekspor," ujarnya.

Impor beberapa negara yang mengalami lonjakan selama Januari-April 2013 antara lain China dengan kenaikan 10,6 persen, Hong Kong 15,1 persen, Rusia 6 persen, Thailand 9,1 persen, Brasil 8,8 persen, dan Argentina 11,4 persen. Sementara itu, impor Jepang dan Korea Selatan mengalami penurunan masing-masing sebesar 7,6 persen dan 2,3 persen.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6915 seconds (0.1#10.140)