Aktivitas bongkar muat di Pelabuhan BICT berjalan lancar
A
A
A
Sindonews.com - Staf Khusus General Manager Pelindo BICT H Suratman mengatakan, Pelindo I Medan selaku pengelola terminal peti kemas Belawan International Container Terminal (BICT) terus membenahi terminal peti kemas terkemuka di luar Pulau Jawa itu.
Salah satu pembenahan fantastis yang dilakukan adalah dengan penambahan berbagai jenis alat bongkar muat bernilai ratusan miliar yang dilakukan sejak 2011 lalu. Selain itu, dermaga juga sudah ditambah sepanjang 100 meter.
“Jadi kalau ada yang menyatakan salah satu alat bongkar muat jenis container crane (CC) rusak sehingga mengganggu aktivitas bongkar muat yang mengakibatkan ratusan container menumpuk di BICT, hal itu terlalu dibesar-besarkan,” kata Suratman kepada wartawan di Belawan, Minggu (9/6/2013).
Menurutnya, selama ini jika terdapat alat bongkar muat misalnya CC rusak maka alat bongkar lainnya seperti Harbour Mobile Cran (HMC) bisa difungsikan untuk melayani bongkar muat.
Bahkan, lanjut Mantan Humas Pelindo I BICT ini, seandainya alat bongkar CC di dermaga antarpulau (AP) BICT mengalami kerusakan dan tidak dapat dioperasikan maka CC dari dermaga internasional bisa dipindahkan melalui pintu pemisah dermaga AP dengan dermaga internasional sementara untuk melayani bongkar muat ke dermaga AP.
"Jika benar pelayanan bongkar muat mengecewakan pengguna jasa tentu bisa disampaikan kepada pihak Pelindo I selaku pengelola dan jangan dilontarkan di luar. Kalau benar mari kita diskusikan bersama,” tegas Suratman.
Saat ini, papar Suratman, di terminal peti kemas BICT sudah dilakukan kesepakatan antara pengguna jasa dengan Pelindo I yang disebut Service Level Agreement (SLA) dan Service Level Guarantee (SLG). Kedua kesepakatan ini mengikat kedua belah pihak untuk saling memberi. Pelindo I memberi layanan sebagaimana diharapkan dan pengguna jasa menyanggupi produktivitas kerjanya.
Pasca kesepakatan ini, kata Suratman, Turn Round Time atau lamanya kapal di pelabuhan sudah semakin singkat yakni dari sebelumnya 7-8 hari menjadi hanya 2 hari. “Saat ini pelayanan di BICT sudah zero time,” katanya.
Ditambahkannya, kini terminal peti kemas BICT sudah memiliki alat bongkar muat CC sebanyak 11 unit dari sebelumnya 6 unit. Rubber Tyred Gantry (RTG) sebanyak 26 unit dari sebelumnya 11 unit plus 2 Harbour Mobile Crane (HMC).
Dalam sebuah pertemuan dengan sejumlah wartawan sebelumnya, Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Pelindo I Medan Bambang Eka Cahyana mengatakan, sepanjang 2013 kinerja pelayanan di BICT menunjukkan peningkatan yang menggembirakan. Bahkan pelayanan di BICT sudah lebih baik dibandingkan di terminal peti kemas Tanjung Pelepas Malaysia.
Menurut Bambang, pada Maret 2013 Pelindo I mengadakan pertemuan dengan seluruh pelayaran yang aktif beraktivitas di terminal peti kemas BICT. Dalam pertemuan tersebut pihaknya mendapat masukan dari salah satu pelayaran terkemuka di dunia yakni Maersk Line yang menyatakan bahwa pasca diberlakukannya SLA pelayanan di BICT menjadi lebih baik dibandingkan dengan terminal peti kemas Tanjung Pelepas Malaysia. “Pelindo I sudah tidak ketinggalan lagi dengan Malaysia dalam kinerja pelayanan,” kata Bambang.
Salah satu pembenahan fantastis yang dilakukan adalah dengan penambahan berbagai jenis alat bongkar muat bernilai ratusan miliar yang dilakukan sejak 2011 lalu. Selain itu, dermaga juga sudah ditambah sepanjang 100 meter.
“Jadi kalau ada yang menyatakan salah satu alat bongkar muat jenis container crane (CC) rusak sehingga mengganggu aktivitas bongkar muat yang mengakibatkan ratusan container menumpuk di BICT, hal itu terlalu dibesar-besarkan,” kata Suratman kepada wartawan di Belawan, Minggu (9/6/2013).
Menurutnya, selama ini jika terdapat alat bongkar muat misalnya CC rusak maka alat bongkar lainnya seperti Harbour Mobile Cran (HMC) bisa difungsikan untuk melayani bongkar muat.
Bahkan, lanjut Mantan Humas Pelindo I BICT ini, seandainya alat bongkar CC di dermaga antarpulau (AP) BICT mengalami kerusakan dan tidak dapat dioperasikan maka CC dari dermaga internasional bisa dipindahkan melalui pintu pemisah dermaga AP dengan dermaga internasional sementara untuk melayani bongkar muat ke dermaga AP.
"Jika benar pelayanan bongkar muat mengecewakan pengguna jasa tentu bisa disampaikan kepada pihak Pelindo I selaku pengelola dan jangan dilontarkan di luar. Kalau benar mari kita diskusikan bersama,” tegas Suratman.
Saat ini, papar Suratman, di terminal peti kemas BICT sudah dilakukan kesepakatan antara pengguna jasa dengan Pelindo I yang disebut Service Level Agreement (SLA) dan Service Level Guarantee (SLG). Kedua kesepakatan ini mengikat kedua belah pihak untuk saling memberi. Pelindo I memberi layanan sebagaimana diharapkan dan pengguna jasa menyanggupi produktivitas kerjanya.
Pasca kesepakatan ini, kata Suratman, Turn Round Time atau lamanya kapal di pelabuhan sudah semakin singkat yakni dari sebelumnya 7-8 hari menjadi hanya 2 hari. “Saat ini pelayanan di BICT sudah zero time,” katanya.
Ditambahkannya, kini terminal peti kemas BICT sudah memiliki alat bongkar muat CC sebanyak 11 unit dari sebelumnya 6 unit. Rubber Tyred Gantry (RTG) sebanyak 26 unit dari sebelumnya 11 unit plus 2 Harbour Mobile Crane (HMC).
Dalam sebuah pertemuan dengan sejumlah wartawan sebelumnya, Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Pelindo I Medan Bambang Eka Cahyana mengatakan, sepanjang 2013 kinerja pelayanan di BICT menunjukkan peningkatan yang menggembirakan. Bahkan pelayanan di BICT sudah lebih baik dibandingkan di terminal peti kemas Tanjung Pelepas Malaysia.
Menurut Bambang, pada Maret 2013 Pelindo I mengadakan pertemuan dengan seluruh pelayaran yang aktif beraktivitas di terminal peti kemas BICT. Dalam pertemuan tersebut pihaknya mendapat masukan dari salah satu pelayaran terkemuka di dunia yakni Maersk Line yang menyatakan bahwa pasca diberlakukannya SLA pelayanan di BICT menjadi lebih baik dibandingkan dengan terminal peti kemas Tanjung Pelepas Malaysia. “Pelindo I sudah tidak ketinggalan lagi dengan Malaysia dalam kinerja pelayanan,” kata Bambang.
(gpr)