Jabar diminta dorong nelayan garap pengolahan ikan
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf menjalani kunjungan kerja terakhirnya ke Kampung Nelayan, Desa Blanakan, Kabupaten Subang, hari ini.
Kali ini, dia melakukan kunjungan bersama Departemen Kelautan dan Perikanan serta Kamar Dagang dan Industri Nasional (Kadin). Dede bersama Kadin menggelar dialog dan memberikan bantuan kepada para nelayan yang tergabung dalam KUD Mandiri Bina Fajar Sidik.
Menurutnya, Pemprov Jabar harus mendorong agar nelayan mulai menggarap sektor pengolahan ikan hasil tangkap untuk memberikan nilai tambah secara ekonomi. Meski jabatannya tinggal dua hari, Dede berkomitmen tetap memperjuangkan nasib nelayan di Blanakan.
Saat ini, kata dia, Jabar telah menghasilkan budidaya ikan 900 ribu ton setahun baik ikan yang ada di laut maupun air tawar. "Namun ikan kita kebanyakan masih dijual berupa ikan," ujar Dede dalam rilisnya, Selasa (11/6/2013).
Pemprov Jabar diharapkan terus bersinergi dengan Pemkab Subang dan dunia perbankan agar hasil tangkapan nelayan bisa memberikan nilai tambah dengan melakukan upaya pengolahan ikan.
"Warga Blanakan juga harus lebih maju, bisa mengolah makanan, para istri nelayan pun harus ada keahlian tambahan seperti membatik agar mendapat penghasilan tambahan," katanya.
Untuk memberikan nilai tambah, pihaknya bergandengan dengan Yayasan Batik Jawa Barat yang diketuai Sendy Yusuf juga memberikan pelatihan pembuatan batik pada istri nelayan Blanakan.
"Jadi kalau hasil tangkapan minim, warga bisa ada penghasilan lain melalui membatik khas Blanakan, jangan kalah dengan batik Cirebon, Tasik, Ciamis atau lainnya," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Dede pada sejumlah warga yang hadiri sekaligus memohon pamit karena dua hari lagi sudah tak menjadi Wagub.
Kali ini, dia melakukan kunjungan bersama Departemen Kelautan dan Perikanan serta Kamar Dagang dan Industri Nasional (Kadin). Dede bersama Kadin menggelar dialog dan memberikan bantuan kepada para nelayan yang tergabung dalam KUD Mandiri Bina Fajar Sidik.
Menurutnya, Pemprov Jabar harus mendorong agar nelayan mulai menggarap sektor pengolahan ikan hasil tangkap untuk memberikan nilai tambah secara ekonomi. Meski jabatannya tinggal dua hari, Dede berkomitmen tetap memperjuangkan nasib nelayan di Blanakan.
Saat ini, kata dia, Jabar telah menghasilkan budidaya ikan 900 ribu ton setahun baik ikan yang ada di laut maupun air tawar. "Namun ikan kita kebanyakan masih dijual berupa ikan," ujar Dede dalam rilisnya, Selasa (11/6/2013).
Pemprov Jabar diharapkan terus bersinergi dengan Pemkab Subang dan dunia perbankan agar hasil tangkapan nelayan bisa memberikan nilai tambah dengan melakukan upaya pengolahan ikan.
"Warga Blanakan juga harus lebih maju, bisa mengolah makanan, para istri nelayan pun harus ada keahlian tambahan seperti membatik agar mendapat penghasilan tambahan," katanya.
Untuk memberikan nilai tambah, pihaknya bergandengan dengan Yayasan Batik Jawa Barat yang diketuai Sendy Yusuf juga memberikan pelatihan pembuatan batik pada istri nelayan Blanakan.
"Jadi kalau hasil tangkapan minim, warga bisa ada penghasilan lain melalui membatik khas Blanakan, jangan kalah dengan batik Cirebon, Tasik, Ciamis atau lainnya," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Dede pada sejumlah warga yang hadiri sekaligus memohon pamit karena dua hari lagi sudah tak menjadi Wagub.
(izz)