WIKA peroleh kontrak baru Rp6,3 triliun
A
A
A
Sindonews.com - Emiten kontruksi dan investasi infrastruktur, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) hingga lima bulan pertama tahun ini telah memperoleh kontrak baru sebesar Rp6,3 triliun atau lebih dari 30 persen target kontrak perseroan hingga akhir tahun sebesar Rp20,76 triliun.
Corporate Secretary WIKA, Natal Argawan mengatakan bahwa sebagian besar dari kontrak baru tersebut atau Rp2,5 triliun berasal dari pengerjaan gedung, seperti proyek pengembangan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Miangas, Bandara Samarinda Baru, pembangunan Bendungan Wain dan beberapa rumah sakit.
"Untuk proyek infrastruktur jalan dan jembatan sekitar Rp1 triliun, seperti pembangunan flyover Simpang Air Hitam, perbaikan darurat bencana erupsi Merapi, proyek Bengawan Solo Hulu dan proyek penanganan Kali Keruh Brebes," kata Natal dalam media gathering di Jakarta, Rabu (12/5/2013).
Untuk nilai kontrak sektor power plant (pembangkit listrik) mencapai Rp1,3 triliun, salah satunya proyek PLTU Cilacap. Sementara industrial plant tank kontraknya Rp1,5 triliun, termasuk pekerjaan engineering, procurement, construction and commissioning (EPCC) of New Condensate and Diesel Tanks British Petroleum Ltd, dengan nilai kontrak USD39,82 juta.
"Selain itu, kita mengharapkan kontrak proyek dari luar negeri, termasuk kontrak dari Timor Leste sebesar Rp700 miliar," tambahnya.
Jika digabungkan dengan kontrak melalui anak usaha, yaitu WIKA Realty dan WIKA Beton, maka kontrak yang diperoleh hingga Mei 2013 mencapai Rp6,5 triliun.
Hingga penghujung tahun 2013, perseroan menargetkan kontrak baru sebesar Rp20,76 triliun, dengan kontrak dihadapi sebesar Rp38,87 triliun atau naik 21,15 persen dari realisasi tahun 2012. Perolehan kontrak dihadapi ini termasuk carry over dari tahun lalu sebesar Rp18,12 triliun.
Untuk laba bersih perseroan membidik angka Rp555,06 miliar atau naik sebesar 21,2 persen dari realisasi 2012 sebesar Rp457,86 miliar. Komposisi perolehan kontrak baru WIKA untuk tahun ini masih didominasi oleh induk usaha mencapai 70 persen dan sisanya melalui anak usaha.
Corporate Secretary WIKA, Natal Argawan mengatakan bahwa sebagian besar dari kontrak baru tersebut atau Rp2,5 triliun berasal dari pengerjaan gedung, seperti proyek pengembangan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Miangas, Bandara Samarinda Baru, pembangunan Bendungan Wain dan beberapa rumah sakit.
"Untuk proyek infrastruktur jalan dan jembatan sekitar Rp1 triliun, seperti pembangunan flyover Simpang Air Hitam, perbaikan darurat bencana erupsi Merapi, proyek Bengawan Solo Hulu dan proyek penanganan Kali Keruh Brebes," kata Natal dalam media gathering di Jakarta, Rabu (12/5/2013).
Untuk nilai kontrak sektor power plant (pembangkit listrik) mencapai Rp1,3 triliun, salah satunya proyek PLTU Cilacap. Sementara industrial plant tank kontraknya Rp1,5 triliun, termasuk pekerjaan engineering, procurement, construction and commissioning (EPCC) of New Condensate and Diesel Tanks British Petroleum Ltd, dengan nilai kontrak USD39,82 juta.
"Selain itu, kita mengharapkan kontrak proyek dari luar negeri, termasuk kontrak dari Timor Leste sebesar Rp700 miliar," tambahnya.
Jika digabungkan dengan kontrak melalui anak usaha, yaitu WIKA Realty dan WIKA Beton, maka kontrak yang diperoleh hingga Mei 2013 mencapai Rp6,5 triliun.
Hingga penghujung tahun 2013, perseroan menargetkan kontrak baru sebesar Rp20,76 triliun, dengan kontrak dihadapi sebesar Rp38,87 triliun atau naik 21,15 persen dari realisasi tahun 2012. Perolehan kontrak dihadapi ini termasuk carry over dari tahun lalu sebesar Rp18,12 triliun.
Untuk laba bersih perseroan membidik angka Rp555,06 miliar atau naik sebesar 21,2 persen dari realisasi 2012 sebesar Rp457,86 miliar. Komposisi perolehan kontrak baru WIKA untuk tahun ini masih didominasi oleh induk usaha mencapai 70 persen dan sisanya melalui anak usaha.
(rna)