Ekspor Jenang Kudus terhambat sertifikasi halal

Selasa, 18 Juni 2013 - 13:16 WIB
Ekspor Jenang Kudus terhambat sertifikasi halal
Ekspor Jenang Kudus terhambat sertifikasi halal
A A A
Sindonews.com - Ekspor Jenang Kudus, Jawa Tengah (Jateng) ke Malaysia terkendala sertifikasi halal yang dipersyaratkan harus menempel di kemasan jajanan tradisional khas Indonesia tersebut.

Akibatnya, meski prospek pasarnya potensial, namun ekspor Jenang Kudus ke Negeri Jiran tersebut belum bisa berjalan maksimal. Hari ini (18/6/2013) rombongan akademisi dari The International Islamic University Malaysia (IIUM) atau Universiti Islam Antarabangsa Malaysia berkunjung ke salah satu produsen terkemuka jenang dan dodol di Indonesia, yakni Mubarokfood Cipta Delicia.

Dalam rombongan yang dipimpin dosen IIUM, Nurul Syala Abdul Latif ini, pengusaha travel wisata yang melayani rute Malaysia-Indonesia, Fauzan. Rombongan diterima langsung oleh Komisaris Mubarokfood, Muhammad Mufid dan jajarannya.

Dia mengatakan, saat ini pihaknya memang fokus menggarap pasar ekspor di Malaysia. Negeri Jiran ini merupakan pasar potensial, lantaran ada kesamaan budaya dan kedekatan hubungan dengan Indonesia.

"Warga Malaysia banyak yang welcome dengan produk kita. Saya pernah bertemu dengan sekitar 25 warga Malaysia yang mencari produk Mubarok sewaktu mereka berkunjung ke Solo. Waktu kita pameran di Malaysia juga ada pesanan langsung dari warga sana," kata Mufid didampingi Manajer Pemasaran Mubarokfood, Aris Purwoko, di Kudus, Selasa (18/6/2013).

Sayangnya, langkah ekspor tersebut belum sepenuhnya berjalan mulus. Sebab masyarakat Malaysia sangat ketat dan mensyaratkan adanya label halal dalam kemasan produk asal Indonesia.

Menurutnya, Mubarokfood sudah mengantongi sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Hanya saja, untuk penempelan sertifikasi tersebut harus mengantongi izin dari BPOM.

"Ini kendalanya. Saat ini kita sudah mengurus proses audit dari BPOM tapi memang belum rampung," jelasnya.

Ekspor Jenang Mubarok dan varian produk lainnya juga potensial lantaran banyaknya warga Indonesia yang bekerja sebagai TKI di Malaysia. WNI yang bekerja di luar negeri mempunyai kecenderungan mencari produk asli Indonesia untuk mengobati kerinduan mereka kepada Tanah Air.

Namun, akibat terkendala sertifikasi halal ini, ekspor Jenang Mubarok ke Malaysia pun masih kalah dengan Hongkong. Sebagai perbandingan, dalam sebulan ekspor Mubarok ke Hongkong yang jumlah TKI di sana hanya sekitar 250 ribu orang, mampu menembus angka USD1000.

Sementara, ekspor ke Malaysia yang jumlah TKI-nya mencapai 1 juta jiwa, hanya sekitar USD1000 dalam kurun waku setahun.

"Kalau ekspor ke Hongkong kita bisa berjalan rutin karena tidak terlalu ribet dengan urusan sertifikasi halal. Tapi untuk Malaysia sifatnya belum rutin, hanya kalau ada pesanan atau untuk kepentingan oleh-oleh warga sana," ucapnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8237 seconds (0.1#10.140)