Intiland optimistis target pendapatan tumbuh 30%
A
A
A
Sindonews.com - Emiten pengembang properti, PT Intiland Development Tbk (DILD) meyatakan kenaikan BI rate dan bahan bakar minyak (BBM) tidak mempengaruhi kinerja perseroan ke depan. Perseroan optimitis pendapatan tahun ini akan tumbuh 30 persen dibanding tahun lalu.
"Kenaikan BI rate dan BBM hanya berdampak short time (jangka pendek) saja. Perseroan juga bermain di kelas menengah ke atas, sehingga tidak terlalu pengaruh," kata Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland, Archied Noto Pradono dalam paparan publik perseroan di Jakarta, Selasa (18/6/2013).
Menurut Archied, masyarakat sudah mengetahui akan adanya kenaikan BBM dan BI rate, sehingga hal ini sudah diantisipasi oleh masyarakat dan para pelaku usaha. Sedangkan mengenai kenaikan harga penjualan, perseroan sudah menaikan harga setiap tahunnya.
"Harga kita naikan setiap tahun 10-15 persen setiap produknya. Adanya BI rate dan BBM naik, kita akan kaji lagi akan ada kenaikan lagi apa tidak," tutur Archied.
Agar tidak terjadi penurunan penjualan properti, kata Archied, perseroan melakukan pembangunan properti yang inovatif. Selain itu, masyarakat masih melihat investasi di dunia properti masih menjanjikan dibanding sektor lainnya.
Beberapa hari yang lalu, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 6 persen. Awalnya, BI rate sudah bertahan di level 5,75 persen selama 15 bulan berturut-turut. Sedangkan kenaikan BBM tinggal menunggu hari dari Rp4.500 per liter menjadi Rp6.500 per liter untuk premiun dan Rp5.500 untuk solar.
Sampai penghujung tahun perseroan optimistis memperoleh pendapatan sebesar Rp1,56 triliun atau tumbuh 30 persen dibandingkan pencapaian tahun lalu sebesar Rp1,26 triliun. Sementara hingga kuartal I/2013 perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp418,65 miliar atau naik 50,3 persen dibanding tahun lalu Rp279 miliar.
"Kenaikan BI rate dan BBM hanya berdampak short time (jangka pendek) saja. Perseroan juga bermain di kelas menengah ke atas, sehingga tidak terlalu pengaruh," kata Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland, Archied Noto Pradono dalam paparan publik perseroan di Jakarta, Selasa (18/6/2013).
Menurut Archied, masyarakat sudah mengetahui akan adanya kenaikan BBM dan BI rate, sehingga hal ini sudah diantisipasi oleh masyarakat dan para pelaku usaha. Sedangkan mengenai kenaikan harga penjualan, perseroan sudah menaikan harga setiap tahunnya.
"Harga kita naikan setiap tahun 10-15 persen setiap produknya. Adanya BI rate dan BBM naik, kita akan kaji lagi akan ada kenaikan lagi apa tidak," tutur Archied.
Agar tidak terjadi penurunan penjualan properti, kata Archied, perseroan melakukan pembangunan properti yang inovatif. Selain itu, masyarakat masih melihat investasi di dunia properti masih menjanjikan dibanding sektor lainnya.
Beberapa hari yang lalu, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 6 persen. Awalnya, BI rate sudah bertahan di level 5,75 persen selama 15 bulan berturut-turut. Sedangkan kenaikan BBM tinggal menunggu hari dari Rp4.500 per liter menjadi Rp6.500 per liter untuk premiun dan Rp5.500 untuk solar.
Sampai penghujung tahun perseroan optimistis memperoleh pendapatan sebesar Rp1,56 triliun atau tumbuh 30 persen dibandingkan pencapaian tahun lalu sebesar Rp1,26 triliun. Sementara hingga kuartal I/2013 perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp418,65 miliar atau naik 50,3 persen dibanding tahun lalu Rp279 miliar.
(rna)