Akhirnya, Wall Street diskon rencana The Fed
A
A
A
Sindonews.com - Setelah jatuh cukup tajam dalam beberapa hari terakhir, pelaku pasar di Wall Street akhirnya mulai men-discount rencana The Fed mengurangi size Program QE dan menghentikannya di pertengahan 2013.
Kepala Riset MNC Securities, Edwin Sebayang mengatakan, hal tersebut ditandai dengan menguatnya Dow Jones 41,08 poin atau 0,28 persen yang ditutup peda level 14.799,4 diiringi kejatuhan sebesar 7,76 poin ditutup pada level 18,90. "Sehingga selama satu pekan, Dow Jones melemah 270,78 poin atau turun 1.8 persen," katanya kepada Sindonews, Sabtu (22/6/2013).
Menurut dia, kekhawatiran pengurangan dan penghentian Program Stimulus QE serta turunnya China PMI Manufacturing, pendorong kejatuhan Bursa Regional sepanjang pekan lalu. Seperti HSI turun 705,83 poin atau 3.37 persen & STI turun 36,98 poin atau 1.17 persen.
"Dan faktor yang sama juga memukul turun harga beberapa komoditas seperti Oil turun 4,29 persen, Gold turun 7,08 persen, Nikel turun 1,45 persen & Tin turun 2,2 persen," ujar Edwin.
Dia menuturkan, faktor The Fed, turunnya PMI Manufacturing China dan penantian kenaikan BBM menjadi faktor pendorong IHSG turun tajam sepekan lalu sebesar 245,37 poin atau 5,15 persen serta diiringi Net Sell Asing. Sehingga selama 25 minggu total net buy asing tersisa hanya Rp20 miliar atau turun 99,9 persen setara Rp18,47 triliun (dari level tertinggi net buy asing di pekan ke-14 sebesar Rp19.49 triliun).
Salah satu sumber ketidakpastian di pasar mulai hilang setelah pemerintah menaikkan BBM bersubsidi sebesar 44,44 persen menjadi Rp6.500 dan solar bersubsidi sebesar 22,22 menjadi Rp5.500. Di mana jika BBM bersubsidi tersebut rata-rata naik 30 persen, maka akan memberikan dampak kenaikan inflasi sebesar 2,2 persen hingga 2,4 persen ditambah level inflasi Mei 5,47 persen (YoY).
Kepala Riset MNC Securities, Edwin Sebayang mengatakan, hal tersebut ditandai dengan menguatnya Dow Jones 41,08 poin atau 0,28 persen yang ditutup peda level 14.799,4 diiringi kejatuhan sebesar 7,76 poin ditutup pada level 18,90. "Sehingga selama satu pekan, Dow Jones melemah 270,78 poin atau turun 1.8 persen," katanya kepada Sindonews, Sabtu (22/6/2013).
Menurut dia, kekhawatiran pengurangan dan penghentian Program Stimulus QE serta turunnya China PMI Manufacturing, pendorong kejatuhan Bursa Regional sepanjang pekan lalu. Seperti HSI turun 705,83 poin atau 3.37 persen & STI turun 36,98 poin atau 1.17 persen.
"Dan faktor yang sama juga memukul turun harga beberapa komoditas seperti Oil turun 4,29 persen, Gold turun 7,08 persen, Nikel turun 1,45 persen & Tin turun 2,2 persen," ujar Edwin.
Dia menuturkan, faktor The Fed, turunnya PMI Manufacturing China dan penantian kenaikan BBM menjadi faktor pendorong IHSG turun tajam sepekan lalu sebesar 245,37 poin atau 5,15 persen serta diiringi Net Sell Asing. Sehingga selama 25 minggu total net buy asing tersisa hanya Rp20 miliar atau turun 99,9 persen setara Rp18,47 triliun (dari level tertinggi net buy asing di pekan ke-14 sebesar Rp19.49 triliun).
Salah satu sumber ketidakpastian di pasar mulai hilang setelah pemerintah menaikkan BBM bersubsidi sebesar 44,44 persen menjadi Rp6.500 dan solar bersubsidi sebesar 22,22 menjadi Rp5.500. Di mana jika BBM bersubsidi tersebut rata-rata naik 30 persen, maka akan memberikan dampak kenaikan inflasi sebesar 2,2 persen hingga 2,4 persen ditambah level inflasi Mei 5,47 persen (YoY).
(izz)