SIMA berencana roadshow ke Bali dan Sumatera
A
A
A
Sindonews.com - PT Siwani Makmur Tbk (SIMA) menyatakan bahwa perseroan saat ini sedang menjajaki pangsa pasar baru di dua provinsi untuk memperluas jaringan pelanggannya di Tanah Air.
Direktur SIMA, Lie Stefanus Wiji Suratno mengatakan bahwa perseroan tengah merencanakan muhibah bisnis (roadshow) ke Bali dan Sumatera.
"Kita rencana roadshow ke Bali dan Sumatera. Bali banyak konsumen untuk pembungkus kopi. Di Sumatera juga banyak kopi, seperti di Prabumulih (Sumatera Selatan)," kata dia dalam paparan publik insidentil di Garden Kemang Hotel, Jakarta, Senin (24/6/2013).
Sementara emiten industri kemasan tersebut pada tahun ini menargetkan bisa membukukan laba bersih senilai Rp107,75 juta dengan penjualan bersih sebesar Rp10,65 miliar.
Pada tahun lalu, perseroan masih mencatat rugi bersih senilai Rp5,23 miliar, dengan penjualan sebesar Rp4,32 miliar.
Untuk itu, peseroan juga berharap agar Bursa Efek Indonesia (BEI) segera mencabut suspensi perdagangan perseroan lantaran sudak kembali beroperasi aktif. BEI melakkan suspensi perdagangan saham perseroan sejak 20 Januari 2011 karena masalah operasional dan kondisi keuangan perseroan.
Direktur SIMA, Lie Stefanus Wiji Suratno mengatakan bahwa perseroan tengah merencanakan muhibah bisnis (roadshow) ke Bali dan Sumatera.
"Kita rencana roadshow ke Bali dan Sumatera. Bali banyak konsumen untuk pembungkus kopi. Di Sumatera juga banyak kopi, seperti di Prabumulih (Sumatera Selatan)," kata dia dalam paparan publik insidentil di Garden Kemang Hotel, Jakarta, Senin (24/6/2013).
Sementara emiten industri kemasan tersebut pada tahun ini menargetkan bisa membukukan laba bersih senilai Rp107,75 juta dengan penjualan bersih sebesar Rp10,65 miliar.
Pada tahun lalu, perseroan masih mencatat rugi bersih senilai Rp5,23 miliar, dengan penjualan sebesar Rp4,32 miliar.
Untuk itu, peseroan juga berharap agar Bursa Efek Indonesia (BEI) segera mencabut suspensi perdagangan perseroan lantaran sudak kembali beroperasi aktif. BEI melakkan suspensi perdagangan saham perseroan sejak 20 Januari 2011 karena masalah operasional dan kondisi keuangan perseroan.
(rna)