Harga sembako meroket, Fahsar janjikan operasi pasar

Selasa, 25 Juni 2013 - 17:20 WIB
Harga sembako meroket, Fahsar janjikan operasi pasar
Harga sembako meroket, Fahsar janjikan operasi pasar
A A A
Sindonews.com - Sejumlah harga Sembilan Bahan Pokok (Sembako) meroket akibat kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) sejak beberapa hari lalu. Kenaikan harga Sembako memicu sejumlah konsumen khawatir memasuki bulan puasa kebutuhannya akan mengalami penurunan hingga memasuki Lebaran nantinya.

Kendati demikian, Bupati Bone Andi Fahsar M Padjalangi berjanji akan melakukan operasi pasar di beberapa titik lokasi pasar di 27 Kecamatan Kabupaten Bone.

"Saya akan lakukan rapat dengan unsur pimpinan daerah dulu 1-2 hari kedepan, dan kita jadwalkan operasi pasarnya," janji Fahsar kepada sejumlah wartawan, Selasa (25/6/2013).

Berdasarkan pemantauan SINDO Makassar di pasar Palakka, sejumlah bahan sembako melonjak naik hingga mencapai 40 persen. Harga bawang merah yang biasanya dijual oleh pedagang seharga Rp22.000 per kilogram kini dijual seharga Rp30.000 per kilogram, bawang putih yang sebelumnya seharga Rp15.000, kini naik menjadi Rp20.000 per kilogram.

Begitu juga harga lombok besar yang sebelumnya dijual seharga Rp7.000 per kilogram kini dijual Rp10.000 per kilogram. Harga tomat juga naik menjadi Rp7.000 per kilogram dari sebelumnya Rp6.000 per kilogram. Wortel yang sebelumnya hanya Rp4.000 kini menjadi Rp6.000 per kilogram.

Tidak hanya itu, harga telur yang biasanya dijual seharga Rp29.000 kini dijual seharga Rp33.000 per rak. Bahkan harga minyak curah yang sebelumnya dijual seharga Rp15.000 kini dijual oleh pedagang seharga Rp17.000 per liter.

Salah seorang pedagang sayur mayur, Hastura mengatakan, jika kenaikan jualannya itu dipicu karena sewa tarif mobil dari asalnya mengalami kenaikan sehingga harus mengikuti. "Bahkan, sejumlah barang seperti telur yang disuplai dari Kabupaten Sidrap mengalami kenaikan karena BBM juga naik," ujarnya.

Selain dampak kenaikan BBM ini, Bupati Bone yang akrab dipanggil puang Baso ini juga akan melakukan penyesuaian tarif mobil Angkutan Pedesaan (AngDes) dan Angkutan Perkotaan (AngKot) dengan melakukan rapat bersama jajarannya.

Meski dalam pantauannya, sejumlah sopir yang menaikkan tarifnya adalah oknum yang tidak bertanggungjawab tanpa menunggu keputusan resmi dari pemerintah.

"Ada aturan standar mainnya dan hitung-hitungannya, dan hasil keputusan tarif nanti yang jelas tidak merugikan masyarakat dan sopir," ujarnya.

Sebelumnya, pengurus Organisasi Angkutan Darat (Organda) Bone, Jamal Idris mengatakan, dalam penyesuaian tarif nantinya harus disinkronkan dengan usulan para sopir mobil dengan beberapa pertimbangan yakni kenaikan BBM, kondisi jalan rusak serta naiknya harga suku cadang.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6449 seconds (0.1#10.140)